Lepas Penat Tanpa Sehelai Benang di Hanoi

Jakarta, CNN Indonesia -- Udara dingin berembus di Hanoi, Vietnam, hari itu. Tapi beberapa anggota kelompok nudis terlihat asyik melakukan aktivitasnya di Sungai Red River. Ada yang berenang, ada juga yang beryoga.

Kaum nudis, alias orang yang melakukan praktik nudisme—berkegiatan tanpa mengenakan baju, biasanya banyak ditemukan di Amerika atau Eropa. Namun, di Vietnam, negara Asia yang dikenal konservatif dan berpaham komunis, juga memilikinya.

Pilihan Redaksi Australia Izinkan Pengunjung Makan Tanpa Busana Paris Berencana Buka Taman Khusus Nudis Lima Kegiatan Wisata Menarik bagi Para Naturis

Kaum nudis yang melakukan kegiatan di Sungai Red River berpendapat kalau berkegiatan tanpa sehelai benang bisa membuat mereka lebih sehat secara fisik dan mental.

“Kami hanya ingin merasa sehat, kami menyukai hal aktivitas ini,” kata Nguyen Tuan Nghia (43), yang mengaku sudah menjalani praktik nudisme sejak 18 tahun yang lalu.

Bagi Nghia, berkegiatan tanpa sehelai benang membuat dirinya merasa lebih dekat dengan alam dan Sang Pencipta.

Anggota kelompok ini memiliki beragam profesi, mulai dari wartawan sampai pegawai negeri sipil.

Agenda kegiatan kaum nudis di Sungai Red River berlangsung setiap hari. Menjelang akhir tahun di mana udara menjadi lebih dingin, mereka tetap melakukannya.

“Tanpa dihalangi baju saya merasa lebih santai. Saya sering berolahraga di sini, untuk mengusir stres di tempat kerja,” kata salah satu anggota kaum nudis, Nguyen Hoang Duong, sambil membenarkan letak topi di kepalanya.

Agenda kegiatan kaum nudis di Sungai Red River berlangsung setiap hari. (AFP PHOTO / HOANG DINH NAM)

Nudisme masih menjadi hal yang tabu di Asia. Meski demikian, konsep tersebut semakin berkembang. Di China, Jepang, dan Korea Selatan, telah ada kolam berendam khusus kaum nudis.

Kaum nudis yang berkegiatan di luar ruangan mungkin hanya ada di Hanoi. Mereka yang melakukannya seakan tidak gentar dengan peraturan pornografi yang ditetapkan pemerintahnya.

Kaum Nudis di Hanoi melakukan kegiatannya di area sungai yang tertutup, seperti di bawah jembatan atau di balik rimbun pepohonan.

“Penduduk Vietnam harusnya bisa memahami konsep ini. Kita harus memiliki pikiran yang lebih terbuka, tidak seperti di masa lalu,” kata anggota lain, Nguyen Thi Thuy.

(ard)