LONDON FASHION WEEK
Bermain-main dengan Kilap Perak ala Maison Margiela
Olivia Drost | CNN Indonesia
Kamis, 22 Feb 2018 13:38 WIB
London, CNN Indonesia -- "Perak adalah warna hitam kekinian." Demikian agaknya yang ingin disampaikan label busana asal Perancis, Maison Margiela lewat koleksi busana MM6 Autumn/Winter yang diperagakan di pekan mode London Fashion Week 2018 yang berlangsung di London, Inggris, pekan ini.
Direktur kreatif John Galliano 'membungkus' para model dengan kertas keperakan, rok yang mengkilap seperti lampu disko dan jubah metalik. Semua serba perak, dan mengkilap.
Demi peragaannya itu, Margiela juga turut mengubah set bar Mayfair English 'Running House' London sedemikian rupa hingga mirip dengan 'The Factory' studio New York-nya Andy Warhol. Hampir di setiap sudut dipenuhi warna perak. Imajinasi ini mempertegas kesan yang ingin disampaikannya lewat koleksi busana.
Seperti polaroid
Melengkapi panggung peraganya, Margiela menyertakan sekitar 15 kamera polaroid yang tersebar di sekitar showroom. Lima bahan yang digunakan dalam peragaan terdapat kantong transparan yang di dalamnya berisi hasil potret.
"Busana yang ada tak lagi milik MM6 tapi pada si pemakainya, mereka bertransformasi tergantung pada bentuk tubuh dan gaya si pemakai," ungkap Galliano. Konsep yang terinspirasi dari pegiat film Jerman, Wim Wenders, yang meyakini bahwa gambar polaroid menjadi milik subjek, bukan pada pembuatnya.
Perak adalah warna kekinian
Sepanjang peragaan, model yang dibalut busana serba perak, berdiri di atas seperti kerangkeng yang juga keperakan. Setiap busana dibuat dari bahan seperti kertas pembungkus makanan perak mengkilap.
Di luar palet warna perak tunggal, koleksi MM6 Maison Margiela AW 2018 ini menunjukkan keberagaman, lewat tekstur, bentuk, siluet dan layer.
Tekstur bahan yang digunakan mulai dari denim, jersey, kulit, rajut hingga bahan eklektik, seperti sekuin dan lainnya. Detil yang menarik ditekankan pada replika denim dalam aneka bentuk dan kesan bola disko yang gemerlap ditimpa cahaya.
Ciri khas rancangan Margiela direpresentasikan ke dalam blus, sarung tangan, dan gaun metalik. Selain itu, ada juga jaket, blazer, dan lainnya yang bermain-main dengan aneka ukuran, dari yang pas badan hingga longgar.
Nuansa disko
Sebagai pelengkap peragaan, Margiela memilih aksesori yang mudah ditemukan dalam keseharian tapi digubah sedemikian rupa. Helm pengendara motor yang dibuat menjadi tas misalnya, atau ada juga perhiasan yang terinspirasi dari bola disko, dan sepatu berhak yang dipenuhi aneka perhiasan di dalamnya.
Salah satu yang menarik dari koleksi ini adalah boot disko perak yang disandingkan dengan kaca yang membuat efek tertentu. Sepatu boot klasik ala Maison Margiela juga dipresentasikan sedemikian rupa dengan efek yang sama.
Silam atau masa depan?
Kreasi MM6 Maison Margiela dengan dominasi perak kali ini bisa jadi diasosiasikan dengan koleksi masa depan yang futuristik tapi sekaligus tak meinggalkan apa yang sudah dibanguan di masa lampau.
"Jika diperhatikan dengan seksama yang tampak adalah potret dari koleksi Margiela yang pernah ada, semacam tribut akan keunggulannya, yang mungkin belum banyak yang tahu," ujar Galliano. (rah)
Direktur kreatif John Galliano 'membungkus' para model dengan kertas keperakan, rok yang mengkilap seperti lampu disko dan jubah metalik. Semua serba perak, dan mengkilap.
Demi peragaannya itu, Margiela juga turut mengubah set bar Mayfair English 'Running House' London sedemikian rupa hingga mirip dengan 'The Factory' studio New York-nya Andy Warhol. Hampir di setiap sudut dipenuhi warna perak. Imajinasi ini mempertegas kesan yang ingin disampaikannya lewat koleksi busana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti polaroid
Melengkapi panggung peraganya, Margiela menyertakan sekitar 15 kamera polaroid yang tersebar di sekitar showroom. Lima bahan yang digunakan dalam peragaan terdapat kantong transparan yang di dalamnya berisi hasil potret.
"Busana yang ada tak lagi milik MM6 tapi pada si pemakainya, mereka bertransformasi tergantung pada bentuk tubuh dan gaya si pemakai," ungkap Galliano. Konsep yang terinspirasi dari pegiat film Jerman, Wim Wenders, yang meyakini bahwa gambar polaroid menjadi milik subjek, bukan pada pembuatnya.
 Maison Margiela MM6 di London Fashion Week 2018. (Foto: Dok/MaisonMargiela) |
Perak adalah warna kekinian
Sepanjang peragaan, model yang dibalut busana serba perak, berdiri di atas seperti kerangkeng yang juga keperakan. Setiap busana dibuat dari bahan seperti kertas pembungkus makanan perak mengkilap.
Di luar palet warna perak tunggal, koleksi MM6 Maison Margiela AW 2018 ini menunjukkan keberagaman, lewat tekstur, bentuk, siluet dan layer.
Tekstur bahan yang digunakan mulai dari denim, jersey, kulit, rajut hingga bahan eklektik, seperti sekuin dan lainnya. Detil yang menarik ditekankan pada replika denim dalam aneka bentuk dan kesan bola disko yang gemerlap ditimpa cahaya.
Ciri khas rancangan Margiela direpresentasikan ke dalam blus, sarung tangan, dan gaun metalik. Selain itu, ada juga jaket, blazer, dan lainnya yang bermain-main dengan aneka ukuran, dari yang pas badan hingga longgar.
 Maison Margiela MM6 di London Fashion Week 2018. (Foto: Dok/MaisonMargiela) |
Nuansa disko
Sebagai pelengkap peragaan, Margiela memilih aksesori yang mudah ditemukan dalam keseharian tapi digubah sedemikian rupa. Helm pengendara motor yang dibuat menjadi tas misalnya, atau ada juga perhiasan yang terinspirasi dari bola disko, dan sepatu berhak yang dipenuhi aneka perhiasan di dalamnya.
Salah satu yang menarik dari koleksi ini adalah boot disko perak yang disandingkan dengan kaca yang membuat efek tertentu. Sepatu boot klasik ala Maison Margiela juga dipresentasikan sedemikian rupa dengan efek yang sama.
 Maison Margiela di London Fashion Week 2018. (Foto: Dok/MaisonMargiela) |
Silam atau masa depan?
Kreasi MM6 Maison Margiela dengan dominasi perak kali ini bisa jadi diasosiasikan dengan koleksi masa depan yang futuristik tapi sekaligus tak meinggalkan apa yang sudah dibanguan di masa lampau.
"Jika diperhatikan dengan seksama yang tampak adalah potret dari koleksi Margiela yang pernah ada, semacam tribut akan keunggulannya, yang mungkin belum banyak yang tahu," ujar Galliano. (rah)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER