Desainer Australia: Busana Muslim Indonesia Lebih Maju

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Jumat, 02 Mar 2018 17:29 WIB
Desainer Australia Delina Darusman-Gala menilai busana Muslim di Indonesia jauh lebih berkembang ketimbang di Negeri Kangguru.
Desainer Australia Delina Darusman-Gala menilai busana Muslim di Indonesia jauh lebih berkembang ketimbang di Negeri Kangguru. (Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perkembangan busana muslim di Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Desainer Australia Delina Darusman-Gala menilai busana Muslim di Indonesia jauh lebih berkembang ketimbang di Negeri Kangguru.

"Saya pikir Indonesia jauh lebih maju dan kami di Australia punya banyak hal yang mesti dikejar dengan fesyen modest," kata Delina saat memamerkan koleksi busana Muslim terbarunya di Museum Sejarah Jakarta dalam gelaran 'Faith Fashion Fushion', Kamis (1/3).

Walau lebih maju, Delina menyoroti beberapa perbedaan busana Muslim di Australia dan Indonesia. Menurut Delina, perempuan Muslim Australia lebih berani dalam mengenakan kerudung atau penutup kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di Indonesia, kata Delina, lebih banyak memakai hijab. Sedangkan di Australia kerudung banyak dikombinasi dengan turban.

Soal warna yang tengah populer di dua negara ini tak jauh berbeda. Menurut Delina, warna yang diminati cenderung sesuai dengan kepribadian seperti cerah, gelap atau bahan bermotif. Pemerintah Australia pun juga berencana untuk bekerja sama dengan perancang Indonesia dalam mengembangkan busana Muslim di Australia.

"Kami dari Kedutaan Australia dan pemerintah mau meningkatkan kesempatan kerjasama antar perancang dari Australia dan Indonesia di bidang fesyen karena itu industri kreatif ini penting untuk masa depan kami," kata Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia Allaster Cox.


Sementara itu, desainer Indonesia Jenahara Nasution juga mengakui busana muslim Indonesia lebih berkembang dari Australia.

"Iya benar, karena muslim di Indonesia mayoritas sedangkan di Australia mereka minoritas, jadi pasti beda banget," kata Jenahara di kesempatan yang sama.

Menurut Jenahara yang pernah mendapatkan beasiswa di Australia ini, busana Muslim Australia banyak terpengaruh busana Timur Tengah. Hal itu terjadi karena muslim di Australia yang berjumlah sekitar 5 persen dari total penduduk, kebanyakan merupakan pengungsi atau orang-orang yang datang dari Libya, Libanon, Pakistan, dan Syria.

Meski maju dari segi busana muslim, Jenahara menilai Indonesia masih tertinggal dibanding fesyen di Australia.

"Secara umumnya mereka lebih maju dengan cara bercerita, secara mereka jualan terstruktur. Aku banyak belajar dari sana," ujar Jenahara. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER