Waspada Cacing Anisakis, Parasit dalam Ikan Kaleng

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 10:46 WIB
Kasus temuan cacing anisakis pada tiga produk ikan kaleng menunjukkan bahwa produsen tidak menangani bahan baku dengan higienis.
Kasus temuan cacing anisakis pada tiga produk ikan kaleng menunjukkan bahwa produsen tidak menangani bahan baku dengan higienis. (Ilustrasi Cacing Anisakis/Foto: Thinkstock/tussik13)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belum lama ini beredar kabar mengejutkan dari Pekanbaru, Riau. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru mengungkapkan bahwa ada produk impor ikan mackarel kaleng yang terbukti mengandung cacing. Ketiga produk asal China ini berlabel IO, Farmer Jack dan HOKI.

Hal ini kemudian viral di media sosial yang menyebut bahwa jenis cacing dalam produk merupakan cacing pita. Namun, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru, Muhammad Kashuri berkata cacing bukan berasal dari jenis cacing pita.

"Artinya, terkonfirmasi memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita seperti yang viral di media sosial. Jadi ada cacing Anisakis species," kata Kashuri, seperti dilansir dari Antara, Rabu (21/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Cacing anisakis merupakan cacing parasit yang menyerang ikan laut. Dilansir dari CNN, cacing anisakis dapat menginfeksi salmon, hering, ikan cod, mackerel, cumi, kakap merah, dan halibut. Cacing masuk ke usus inangnya, bereproduksi dan mengeluarkan telurnya ke laut lewat tinja inangnya.

Menurut Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar Teknologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, sebenarnya cacing anisakis adalah cacing yang lazim terdapat pada ikan-ikanan. Keberadaan cacing anisakis pada ikan mengindikasi bahan baku ikan terkontaminasi cacing tersebut.

"Sebetulnya, proses pemanasan pada ikan kaleng yang baik akan menginaktivasikan cacing tersebut. Jadi secara umum, dapat dikatakan bahwa tidak ada risiko kesehatan yang disebabkan karena anisakis," kata Purwiyatno saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (22/3).

Namun, kata dia, kasus temuan cacing anisakis pada tiga produk ikan kaleng menunjukkan bahwa produsen tidak menangani bahan baku dengan higienis. Cacing anisakis pada ikan sebetulnya dapat dibersihkan. Menurutnya ada indikasi produsen tidak mengikuti good manufacturing practices (GMP) sesuai dengan standart operational procedure (SOP) dengan baik.


"Cacing anisakis dapat menginfeksi manusia jika masih hidup. Dengan proses pengalengan pangan, dengan proses pemanasan, maka cacing tersebut akan mati," tambahnya.

"Adanya anisakis mengindikasikan bahwa bahan baku ikan tersebut telah terkontaminasi dengan cacing tersebut. Kalau ditemukan dalam ikan (yang tentunya sudah diproses dengan prosedur yang baik) sebenernya si cacing tersebut sudah mati. Jadi, walaupun tidak akan menimbulkan penyakit pada manusia, keberadaannya tetap tidak diinginkan karena 'menjijkkan, dan sering digolongkan sebagai "filth" atau bahaya fisik yang menjijikkan," tambah dia.

Sementara itu mengutip dari CNN, cacing anisakis dapat menimbulkan infeksi pada tubuh manusia atau dikenal dengan anisakiasis. Nama ini mencuat sejak 1960an di kalangan periset dari Belanda. Jepang termasuk negara dengan jumlah anisakiasis tertinggi yakni sebanyak dua ribu hingga tiga ribu kasus per tahun.


Cacing yang masuk ke tubuh manusia akan menginvasi dinding perut atau usus sehingga mengakibatkan rasa sakit, mual dan muntah. Dalam beberapa kasus, orang dapat mengalami komplikasi termasuk pendarahan pada pencernaan, peradangan pada dinding dalam perut dan kerusakan usus.

Lebih lanjut lagi, prosedur pendinginan maupun pemanasan dapat membunuh parasit pada makanan laut. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat merekomendasikan untuk memanaskan makanan laut setidaknya hingga 63 derajat Celcius. Selain itu, Joana Carmo, periset dan petugas medis di Departemen Gastroenterologi Rumah Sakit Egas Moniz, Portugal mengatakan pendinginan sebaiknya dilakukan hingga suhu -20 derajat Celcius selama minimal 72 jam untuk membunuh parasit.

Sebelumnya BPOM Pekanbaru melaporkan adanya temuan cacing anisakis di tiga produk ikan kaleng impor asal China, Farmerjack, IO dan Hoki. BPOM RI pada Kamis (22/3) memerintahkan importir menarik tiga produk tersebut dari peredaran dan memusnahkannya.  (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER