Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu objek wisata alam andalan Provinsi Jawa Timur, Kawah Ijen, ditutup sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Ratusan warga yang berada di kawasan sungai Banyupait, Bondowoso harus diungsikan demi keselamatan namun di sisi sebelahnya yakni kawasan Banyuwangi masih dalam kategori aman.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, Fajar Suasana, mengatakan jarak permukiman warga Banyuwangi dengan kawah Gunung Ijen cukup jauh dan tidak ada warga yang terdampak akibat gas beracun tersebut.
"Pihak BPBD Banyuwangi juga melakukan antisipasi dengan membagikan masker kepada warga yang berada di lereng barat Gunung Ijen yakni di Desa Kalipuro sebanyak 40 kepala keluarga atau 100 jiwa," ujarnya seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (23/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Bambang Heri Purwanto, mengatakan fenomena munculnya letupan atau bualan yang menyebabkan gas beracun merupakan aktivitas rutin kawah Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut.
"Setiap tahun, gas beracun itu muncul pada musim hujan, terutama pada bulan Januari hingga Maret karena permukaan suhu dingin, namun di dalam kawah panas, sehingga terjadi bualan atau letupan yang membawa material gas," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Menurutnya letupan atau bualan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin, sehingga muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik yang sangat berbahaya.
Seperti yang diketahui, banyak wisatawan baik mancanegara ataupun nusantara yang berkunjung ke Kawah Ijen untuk melihat fenomena si api biru atau
blue fire. Biasanya mereka melakukan perjalanan pada tengah malam untuk menjadi saksi fenomena yang hanya ada di Banyuwangi dan Islandia.
[Gambas:Instagram]Tak bisa dipungkiri kalau fenomena
blue fire hanya dapat dilihat pada dini hari di Kawah Ijen, dan waktu terbaik untuk melihatnya adalah sebelum matahari terbit. Namun kebanyakan orang ingin sampai di puncak pada pukul 2 atau 3 dini hari.
Sebenarnya ada semacam peraturan tak tertulis mengenai waktu yang disarankan untuk berkunjung ke Kawah Ijen. Biasanya para pendaki memilih waktu pendakian antara bulan April - Oktober, karena dalam periode ini sudah mulai memasuki musim kemarau sehingga jalanan di sekitar lokasi tidak licin dan kondisi kawah sudah lebih aman.
(agr)