KOMUNITAS UNIK

Menjamah Eksotisme Indonesia bersama Operator Wisata Kekinian

Agung Rahmadsyah | CNN Indonesia
Senin, 07 Mei 2018 12:24 WIB
Agen perjalanan wisata ini sering menggelar perjalanan wisata ke pelosok Indonesia yang eksotis sekaligus Instagram-able.
Ilustrasi. (AFP PHOTO / Yuri KADOBNOV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tren perjalanan terus berkembang mengikuti zaman. Jika dulu berwisata ke luar negeri dianggap sebagai pencapaian, saat ini menjelajah pelosok Indonesia bisa dianggap prestasi. Pasalnya ada kesenangan tersendiri saat datang ke kawasan baru yang eksotis dan belum dijamah banyak turis.

Abi, seorang pendiri agen perjalanan yang berpromosi melalui Instagram, mengatakan dirinya memang fokus ke destinasi yang eksotis serta sedang ramai dibicarakan di media sosial.

"Trip ke Labuan bajo dan Sumba sangat banyak peminatnya. Kita dalam waktu dekat sedang mengupayakan destinasi wisata lain yang sama menariknya, seperti Sambori dan Labengki," ujar Abi dari Hypetrip saat dihubungi CNNIndonesia.com via telepon pada pekan kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agen perjalanannya menawarkan konsep berwisata yang bisa dibilang lebih segar dibandingkan yang ditawarkan operator wisata lain.

Pasarnya turis berusia muda baik yang masih duduk di bangku kuliah sampai yang sudah berkeluarga.

Dikatakan Abi, pasarnya tersebut memiliki cara pandang lain mengenai makna berlibur. Mereka tak segan mengeluarkan uang untuk mendapatkan pengalaman baru.

Berfoto juga menjadi alasan turis muda datang ke tempat baru. Oleh karena itu agen perjalanannya selalu menggelar perjalanan ke destinasi yang sekiranya Instagram-able.

Pulau Padar di Labuan Bajo masih menjadi lokasi favorit turis untuk berfoto. Pemandangan dari puncaknya memang sangat khas; bukit hijau di tengah perairan.

Sementara untuk Sumba, biasanya turis ramai ke Bukit Wairinding. Di bukit ini turis bisa berfoto dengan pemandangan hamparan padang rumput yang seakan berpotongan langsung dengan cakrawala.

Kedua lokasi tersebut kerap disesaki pengunjung, sehingga butuh kesabaran ekstra untuk berfoto seorang diri dengan pemandangan yang lengang.

Bali juga masih diminati turis muda. Namun mereka enggan datang ke kawasan yang ramai seperti Kuta atau Seminyak.

Sebagai gantinya turis datang ke Bukit Jaran di Uluwatu atau Gunung Agung.

"Untuk menuju kedua tempat itu turis harus berkorban waktu dan tenaga, karena jaraknya cukup jauh dari kota serta medannya yang lumayan terjal. Tapi mereka malah senang dengan wisata macam itu," kata Abi.

Indonesia memiliki banyak kawasan berkonsep demikian. Sayangnya urusan perizinan dan infrastruktur terkadang menjadi kendala. 

"Harusnya pemerintah peka, mudahnya perizinan membuat banyak orang bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan bagus untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Penyuluhan pelayanan, strategi marketing justru harus datang dari pemerintah itu sendiri, untuk membina warganya, untuk mengembangkan daerahnya," pungkasnya.

Sebelum menutup pembicaraan, Abi juga berpesan agar turis ikut peka dengan lingkungan dan masyarakat di destinasi wisata yang dikunjunginya. Ia tidak ingin serbuan turis malah merusak kelestarian atau membuat jarak.

"Jika ada dana lebih silakan beli yang dijual mereka. Kalau tidak ya cukup bersikap ramah kepada mereka. Karena banyak turis yang hanya datang ke tempat wisata tapi tak sudi menyapa masyarakatnya. Juga jangan tinggalkan sampah, tinggalkanlah kebaikan yang sekiranya bakal kenang," pungkasnya.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER