Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikenal menyukai makanan cepat saji alias
fast food. Dalam sebuah rekaman, ia pernah memesan dua burger berukuran besar, dua ikan filet dan milkshake cokelat. Namun, tampaknya ia ingin mengubah pola makan demi tubuh lebih sehat.
Dilaporkan
CNN, Trump memiliki misi untuk menurunkan berat badan. Misi ini membuat juru masak gedung putih melakukan perubahan pada sejumlah menu makanan di sana. Bahkan, ahli gizi pun didatangkan demi bisa memotong asupan kalori.
Diet tampaknya membuat sang presiden harus sedikit berjuang, pasalnya ia adalah seorang penyuka steak matang plus saus yang berlimpah. Ia pun mulai mengonsumsi ikan dover sole di Gedung Putih. Dalam kesempatan berbeda, ia kedapatan memesan ikan saat makan malam di Trump International Hotel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia pun dilaporkan lebih banyak mengonsumsi sayuran. Namun tidak disebut lebih lanjut mengenai porsi sayuran yang ia konsumsi.
Menurut Ronny Jackson, dokter di Gedung Putih, usaha diet Trump dibantu oleh Melania dan sang putri, Ivanka Trump. Tak hanya soal menu makanan sehat, mereka juga memperkenalkan Trump pada olah raga.
"Dia lebih antusias pada bagian dietnya daripada olah raga, tapi kami akan melakukan keduanya," kata Ronny dikutip dari
CNN (31/5).
Lebih lanjut Ronny berkata tempat gym di renovasi dan dibuat berdekatan dengan Lincoln Bedroom di Gedung Putih. Renovasi ini menyesuaikan dengan kebutuhan Trump. Ia pun dijadwalkan untuk latihan aerobik untuk menyehatkan sendi-sendi tubuh.
Hasil tes fisik pada januari silam menunjukkan Trump memiliki tinggi badan 190 sentimeter dan berat badan 108 kilogram. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (BMI), ia tergolong mengalami obesitas.
Selain itu, ia juga menjalani coronary calcium CT scan atau CT scan pada jantung untuk mendeteksi dan mengukur kadar kalsium pada dinding arteri koroner. Skor tes menunjukkan angka 133.
"Skornya 133 dan dia berusia 71 tahun, yang mana ada risiko 46 persen. Indikasinya apa? Iya, dia punya penyakit jantung koroner karena ada kalsium. Tapi ini juga umum pada seseorang yang memiliki gender, ras dan usia seperti dirinya," papar Rachel Bond, kardiolog dari Lenox Hill Hospital, New York dikutip dari
CNN. (rah)