Jakarta, CNN Indonesia -- Kekacauan dalam keluarga bukan hal yang mudah untuk dilewati. Sederet permasalahan itu pastilah mengganggu hati dan membikin frustasi. Jika Anda pernah atau sedang merasa demikian, maka Anda tahu apa yang dirasakan Meghan Markle.
Drama keluarga Meghan Markle tak kunjung usai hingga usai hingga kini. Bukannya pelan-pelan mereka, tapi justru drama itu semakin memanas.
Meghan bahkan dikabarkan frustasi dengan drama pelik keluarganya ini. Dia menggantungkan harapan dari dukungan moril dari Pangeran Harry dan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bak sinetron, drama keluarga Meghan ini terus menjadi tontonan publik. Jelas itu bukan sesuatu yang mudah bagi Markle. Apalagi kedua belah keluarga tampaknya sulit untuk dihubungkan.
Bukan tak mungkin jika perkara yang dialami Meghan juga mendera Anda. Sejumlah pakar psikologi menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan Meghan atau orang-orang dengan drama keluarga serupa. Berikut melansir
Huffington Post, beberapa cara untuk menghadapi peliknya persoalan keluarga.
1. Diam adalah cara bertahan terbaikPepatah 'diam itu emas' barangkali benar adanya. Sikap diam Meghan adalah pilihan tepat dalam kondisi seperti ini.
Melepaskan diri bukan berarti lari dari masalah dan tidak bertanggung jawab. Namun, berjarak dengan pusat konflik adalah bentuk dari perlindungan diri untuk tetap tenang.
"Orang-orang yang ribut itu tak akan berubah. Terkadang, sifat baik orang-orang seperti itu bisa jadi cuma manipulasi," ujar psikolog asal California, Amerika Serikat, Sherrie Campbell.
"Saya pikir Meghan tak bermaksud menyakiti hati keluarganya, tapi sikap diam itu adalah caranya untuk berlindung. Markle perlu meyakinkan dirinya jika dia pantas untuk dicintai tanpa perlu adanya manipulasi."
2. Menyadari bahwa berjarak dengan keluarga adalah lumrah ketika seseorang menjadi dewasaMenjauhkan diri dari orang-orang yang dicintai adalah tugas terberat manusia. Namun, pakar kejiwaan di Dell Medical School, Texas, AS, Carrie Barron, menyebut bahwa terkadang itu diperlukan ketika seseorang beranjak dewasa.
Tak selamanya kita harus hidup sedekat mungkin dengan keluarga. Semakin jauh dengan keluarga ketika seseorang beranjak dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri adalah hal yang lumrah.
Namun, berjarak dengan keluarga bukan berarti 'kabur' dari permasalahan. "Mencoba menyelesaikan masalah tetap penting," kata Barron.
Sederet tuduhan ditujukan pada Meghan. Jika ingin menyelesaikan masalah, adalah penting untuk melawan tuduhan-tuduhan itu dengan tindakan. Barron mencontohkan, jika Markle dituduh tak mau mengajak keluarganya ke Istana Kensington, maka undanglah mereka untuk bertandang.
3. Mencari dukungan dari orang-orang terdekatDalam setiap permasalahan hidup, dukungan orang-orang terdekat adalah penting. Sumber menyebutkan bahwa hubungan Meghan dengan para sahabat selalu 'kencang'. Tak cuma itu, Meghan juga terlihat dekat dengan sang ibu.
"Tak apa jika Markle merasa lebih dekat dengan ibunya," ujar psikoterapis, Tina B Tessina. Yang terpenting adalah hadirnya orang-orang di sekitar Meghan yang mendukungnya.
Tessina menambahkan, selain tetap dekat dengan sahabat, Meghan juga perlu menjauh dari para '
toxic people' yang tak bisa menghargainya.
4. Rangkulan dari keluarga baruThe Royal tak punya banyak pengalaman berurusan dengan anggota keluarga yang tidak patuh. Keengganan mereka untuk mengomentari
Duchess of Sussex kemungkinan adalah hal yang disengaja.
"Jika ingin mendukung Markle, The Royal harus fokus mendengarkan Markle dan menanyakan persoalan itu sesekali saja. Tak perlu terus menerus," ujar psikolog asal Washington DC, Marie Land.
(asr/chs)