Tak Ada Batas Aman Konsumsi Alkohol Harian

asr | CNN Indonesia
Sabtu, 01 Sep 2018 20:55 WIB
Kesehatan tak mengenal istilah batas konsumsi alkohol harian. Konsumsi dua gelas alkohol yang dianggap menyehatkan cuma mitos.
Ilustrasi alkohol. (CNN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesehatan tak mengenal istilah batas konsumsi alkohol harian. Seratus persen meninggalkan minuman beralkohol adalah satu-satunya cara untuk menghindari risiko buruk kesehatan.

Minuman beralkohol terkait dengan kematian 7 persen pria dan 2 persen wanita per tahun pada usia 15-49 tahun di dunia.

Meski beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa konsumsi alkohol dalam volume menengah atau moderat mampu melindungi diri dari gangguan jantung, namun studi anyar membantahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian itu menggunakan data penyebab kematian dan penyakit di 195 negara sejak 1990 hingga 2016. Penelitian itu mengumpulkan data dari ratusan studi yang pernah dilakukan sebelumnya.


"Penelitian menjelaskan bahwa konsumsi alkohol secara substantif berdampak pada kesehatan yang buruk. Itu berlaku di seluruh dunia," ujar salah satu peneliti, Max Griswold dari Institute for Health Metrics and Evaluation, melansir The Independent.

Penelitian mengestimasi bahwa mengonsumsi alkohol sekali dalam sehari dapat meningkatkan risiko kanker, diabetes, dan tuberkulosis.

Sebelumnya, penelitian lain menyebutkan bahwa mengonsumsi satu atau dua gelas alkohol dalam sehari mampu menyehatkan tubuh. Angka itu disebut sebagai batas aman konsumsi alkohol harian. "Studi ini membantah hasil penelitian tersebut," ujar peneliti lain, Emmanuela Gakidou.

Penemuan ini disambut baik oleh sejumlah ilmuwan. Mereka menganggap penemuan ini sebagai pernyataan yang meyakinkan untuk mengurangi kebiasaan konsumsi alkohol di kalangan masyarakat.


Psikiater asal King's College London, Inggris, Tony Rao, menyambut hasil penelitian tersebut. "Kini, kita bisa lebih yakin bahwa tidak ada batas jumlah alkohol yang baik untuk tubuh," kata dia.

Kendati demikian, studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet ini tidak mengambil semua aspek konsumsi alkohol. Studi tidak menyertakan data kekerasan yang diakibatkan konsumsi alkohol atau produksi ilegal minuman beralkohol.

Temuan ini bertujuan untuk membentuk kebijakan kesehatan masyarakat dan mendorong pemerintah untuk lebih serius menanggapi masalah konsumsi alkohol.

"Perilaku ini difasilitasi oleh lingkungan yang tidak sehat dan didorong oleh kepentingan komersial. Ini adalah masalah kesehatan yang mendominasi abad 21," ujar salah satu peneliti lain, Robyn Burton.

"Solusinya sangat mudah, adalah dengan meningkatkan pajak dan mengurangi paparan anak-anak terhadap dari pemasaran alkohol." (asr/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER