Jakarta, CNN Indonesia -- Pernikahan adalah momen sekali seumur hidup. Wajar jika banyak orang rela menggelontorkan duit yang tak sedikit demi menghelat upacara pernikahan impian.
Untuk 'mengganti' biaya besar-besaran resepsi pernikahan, Indonesia mengenal budaya '
nyecep' alias menyumbang untuk pesta yang didatangi. Namun, jumlahnya jelas tergantung kemampuan masing-masing. Lalu, apa jadinya jika duit sumbangan di resepsi pernikahan ditentukan oleh pasangan mempelai, apalagi jika jumlahnya mencapai jutaan?
Itu bukan cerita karangan, melainkan kisah nyata sepasang kekasih di Eropa.
Women's Health menyebutnya sebagai kisah pernikahan 'tergila' yang pernah ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita ini mulai tersebar melalui unggahan seorang pemilik akun Twitter @olspicykeychain pada Sabtu (1/9). Dia mengunggah
screenshot curahan hati seorang wanita dalam Facebook tentang pernikahan yang memalukan.
Sepasang kekasih di Eropa yang tak disebutkan identitasnya membatalkan pernikahannya lantaran tak ada tamu undangannya yang bersedia menyumbangkan duit sebesar $1.500. Dalam unggahan itu disebutkan bahwa keduanya harus mengakhiri hubungan gara-gara masalah yang sangat besar dan sulit untuk diperbaiki. Pernikahan itu dibatalkan empat hari sebelum pelaksanaan resepsi.
Dalam curahan hati yang panjang itu, dia juga bercerita tentang bagaimana keduanya dipertemukan. Keduanya saling jatuh cinta sejak usianya baru menginjak 14 tahun. Bunga-bunga cinta di antara keduanya terus tumbuh di sela-sela kegiatan mereka membantu orangtua di perkebunan.
Lantas, keduanya bertunangan pada usia 18 tahun. Tak main-main, dia diberikan cincin yang melingkar cantik di jari manisnya seharga $5.000. Sejak pertunangannya itu, keduanya terus bersama.
Kehidupan semakin indah ketika keduanya menginjak usia 20 tahun. Mereka dikaruniai seorang bayi cilik, hingga mereka pun hidup bahagia.
Namun, meski kebahagiaan hidup bersama orang-orang yang dicinta itu ada di depan mata, tetap saja rasa tak puas itu hadir menyentil mereka. Keduanya ingin menggelar pesta pernikahan mewah sebagaimana yang dilakukan banyak orang pada umumnya.
Mereka lalu sepakat untuk menabung hingga akhirnya terkumpul duit sebesar $15.000. Dalam benak, mereka tak sabar akan mimpi pernikahan yang sejak lama ada di angan-angan.
Namun sayang, mereka kudu menelan pil pahit ketika tahu bahwa biaya pernikahan impian yang mereka inginkan membutuhkan duit sebesar $60.000. Apa daya, mereka hanya bisa meminta bantuan teman, kerabat, dan keluarga terdekatnya.
"Apa yang kami minta hanya bantuan kecil dari teman dan keluarga kami untuk membuat mimpi itu jadi kenyataan," kata dia.
Keduanya pun tetap berencana untuk menghelat pernikahan mewah dan romantis mereka di Pulau Aruba, Belanda. Untuk menutupi kekurangan dana, keduanya beride mewajibkan setiap undangan yang datang untuk membayar $1.500. Tak cuma itu, seorang pembantu rumah tangga mereka juga pernah berjanji untuk menyumbang sebesar $5.000. Terakhir, tambahan dana dari keluarga sebesar $3.000.
Keduanya berpikir, dengan strategi sedemikian rupa, impian akan pernikahan mewah di Pulau Aruba bisa terlaksana.
"Menurut kami, permintaan kami kepada tamu sebesar $1.500 bukan hal yang gila," kata dia.
Tapi apa lacur, undangan yang mereka kirimkan tak gayung bersambut. Dari sekian undangan yang disebar, hanya ada delapan orang yang membalas dan mengirimkan uangnya. Selebihnya, diam membisu.
Namun, mereka tak patah arang. Mereka mencoba mencari cara lain dengan melakukan penggalangan dana melalui situs
crowdfunding. Namun sayang, usaha itu cuma berhasil mengumpulkan duit sekitar $250.
Apa daya, impian keduanya untuk memiliki pernikahan romantis tepi pantai di sebuah pulau yang cantik pun kandas. "Padahal aku hanya ingin menjadi seorang Kardashian selama satu hari saja. Setelahnya, kehidupanku kembali berjalan normal," tulis dia.
Setelah mengunggah kisah pilunya, wanita itu memilih untuk mematikan akun Facebook-nya. Baginya, media sosial cuma menimbulkan perasaan paranoid dan penuh racun yang pelan-pelan merasuki tubuhnya.
Pada bagian akhir curahan hatinya, dia mengaku bakal melanjutkan hidupnya dengan berkeliling Amerika Selatan selama dua bulan. "
Please, jangan mengontak saya. Nanti ketika saya siap, saya akan membuat Facebook baru dan mengajak berteman semua orang yang pernah menusuk saya dari belakang," pungkas dia.
(asr/chs)