Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika biaya hidup menjadi semakin tinggi namun tak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan dan gaji yang tinggi banyak gadis belia yang memilih jalan pintas untuk dapat uang banyak.
Yang mengejutkan, banyak wanita muda yang tergoda oleh
sugar daddies dan memilih menjadi
sugar baby alias wanita muda simpanan. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan uang banyak dengan cara mudah tanpa harus melakukan apapun. Meskipun itu hal yang salah, namun banyak yang menghalalkannya karena berbagai alasan.
Sebut saja dia Gemma, seorang mahasiswa dari Sydney. Dia seorang
sugar baby berusia 19 tahun yag memiliki
sugar daddy berusia 38 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gemma bertemu dengan
sugar daddy-nya melalui sebuah situs pencarian
sugar baby online di Australia. Dia mengaku hanya mendaftar karena coba-coba.
Sang
sugar daddy selalu menghujani Gemma dengan beragam hadiah barang mewah dan memberinya uang saku mingguan sebesar US$1.000.
Sebagai gantinya, mereka bertemu sebulan sekali atau saling bicara lewat telepon sesekali.
"Dia tinggal di negara bagian lain, jadi kami berhubungan lewat telepon," katanya dikutip dari
Daily Mail. Mungkin banyak yang menyangsikan hubungan
sugar baby dan
sugar baby ini hanya sebatas itu. Tak dimungkiri kalau
sugar daddy-sugar baby ini identik dengan hubungan seksual. Tapi Gemma membantahnya.
"Saya tidak pernah berhubungan intim dengannya," kata Gemma.
Dia mengatakan saat
sugar daddy mengunjunginya, mereka hanya akan keluar untuk minum kopi atau makan bersama. Tentu saja
sugar daddy akan membawanya pergi belanja.
Ketika pergi belanja, dia akan membelikan apa saja yang diinginkan Gemma, termasuk pakaian sampai tas desainer ternama dengan harga mahal.
"Awalnya sangat sulit buat saya untuk bisa terbiasa mendapatkan semua hadiah ini. Dia membuat saya mengirimkan daftar keinginan dari semua yang saya inginkan. Jadi dia bisa mengejutkan saya dengan barang-barang yang saya mau ketika dia datang ke sini," ucapnya.
"Kami berteman sangat baik dan bisa
ngobrol banyak hal. Setelah pertemuan pertama kami, dia mulai memberi saya US$1.000 per minggu untuk membantu mempertahankan gaya hidup saya, meskipun dia jauh."
Gemma sendiri mengatakan bahwa si
sugar daddy-nya termasuk orang yang sangat murah hati.
"Saya tidak punya banyak pengeluaran harian, jadi sejujurnya saya memakainya untuk membeli barang-barang bagus untuk diri sendiri dan teman-teman. Saya juga menyimpan uangnya dalam jumlah yang cukup banyak."
Sadar bahwa dia tak melakukan hal yang umum dilakukan orang, dia pun tak bercerita akan 'pekerjaannya' kepada banyak orang. Dia hanya bicara jujur pada beberapa teman dekatnya. Ada banyak orang yang berasumsi tentang darimana uang yang didapatkan untuk memenuhi gaya hidupnya itu.
Gemma sendiri mengaku, sebagai mahasiswa, gaya hidupnya termasuk cukup
jet set. Dia bercita-cita menjadi seorang perancang busana dan selalu menikmati aneka makanan enak dan mewah. Jadi dia mengklaim cara ini sesuai dengan gaya hidupnya.
"Hubungan saya dengan
sugar daddy sama sekali tidak seperti pekerja seks. Komponen finansial adalah komponen kecil," ucapnya membela diri.
Hanya saja saat ini Gemma mengaku sudah tak lagi menjadi
sugar baby. Saat ini dia sudah menjalin hubungan dengan seseorang yang ditemuinya di dunia nyata. Hanya saja dia masih memiliki profil di situs tersebut meski sudah tak jadi pengguna aktif.
Dia pun mengaku kalau masih berteman baik dengan sang
sugar daddy. (chs)