'Arti' Gerakan dalam Demo Keselamatan di Pesawat Terbang

CNN Indonesia
Selasa, 30 Okt 2018 14:35 WIB
Banyak orang menyepelekan pentingnya demo keselamatan dalam pesawat. Padahal gerakan demo ini punya tujuan dan maksudnya sendiri.
ilustrasi (Istockphoto/temizyurek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10) pagi. Peristiwa ini membuka mata keselamatan dalam penerbangan harus diperhatikan.

Orang-orang sering kali mengabaikan demo keamanan yang ditampilkan melalui video atau diperagakan oleh pramugari dan awak kabin sebelum pesawat lepas landas.

Banyak orang mungkin malas memperhatikannya karena beranggapan sudah sering sekali melihatnya dan bahkan mungkin hafal tiap gerakannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski demikian, jangan mengabaikan demo tersebut karena kita tak pernah tahu apa yang bakal terjadi selama penerbangan. Demo keamanan ini penting diperhatikan sebagai panduan saat kondisi darurat.

Ada banyak alasan mengapa demo keamanan dan beberapa hal yang dilakukan awak kabin sebelum terbang dan sesaaat akan mendarat penting untuk diikuti.

Menurut penelitian, 90 persen kecelakaan pesawat terjadi pada waktu 8 menit setelah lepas landas dan 3 menit sebelum mendarat. Waktu ini dikenal dengan critical eleven atau 11 menit waktu genting.

Jangan anggap tiap gerakan penyelamatan tersebut tak punya arti apa pun. Berikut alasan di balik pentingnya memperhatikan demo keamanan dan arahan dari awak kabin di pesawat terbang.

1. Menegakkan sandaran kursi 
Sebelum terbang dan mendarat, awak kabin bakal meminta penumpang untuk menegakkan sandaran kursi. Mengutip USA Today, alasannya adalah untuk memudahkan penumpang keluar dari pesawat ketika terjadi situasi darurat.

Saat situasi kritis ketika sandaran kursi tidak ditegakkan, Anda dan penumpang yang berada di belakang akan terjebak dan kesulitan untuk keluar dari tempat duduknya. Padahal, dalam kondisi seperti itu, diperlukan waktu singkat untuk evakuasi.


2. Meredupkan lampu
Lampu dalam pesawat otomatis bakal diredupkan sesaat sebelum lepas landas dan mendarat. Hal ini bertujuan agar mata dapat beradaptasi untuk melihat dalam gelap dengan cepat saat situasi kritis. Pasalnya, ketika situasi kritis lampu sering kali padam.

3. Mengenakan masker oksigen terlebih dahulu
Sebelum membantu orang lain, termasuk anak Anda, Anda harus telebih dahulu memastikan keamanan diri sendiri. 

Alasannya, saat dekompresi kabin udara akan tersedot dengan cepat sehingga hanya memiliki waktu 30 detik sebelum merasa kekurangan oksigen dan membuat pusing. Lewat dari 45 detik, jika belum terpasang Anda dapat pingsan.

4. Kaca jendela terbuka
Kaca jendela di dalam pesawat harus dalam keadaan terbuka. Mengutip Independent, awak kabin hanya punya waktu 90 detik untuk evakuasi penumpang dari pesawat saat kondisi darurat.

Tidak semua awak kabin dapat mengetahui masalah dengan cepat, apalagi yang terjadi di luar pesawat. Dari kaca jendela penumpang dapat melihat situasi jika terjadi masalah di luar pesawat, seperti kebakaran pada sayap atau beku karena es saat penerbangan di negara empat musim. Kondisi ini sering kali tak bisa dilihat oleh pilot dan pramugari. 

Dengan kaca yang terbuka, penumpang dapat memberi tahu masalah itu kepada awak kabin.


5. Tidak menggunakan toilet 
Sebelum lepas landas dan mendarat Anda tidak diperkenankan untuk menggunakan toilet. Dikutip dari Bussiness Insider, hal ini lantaran dalam kondisi genting tak ada satupun yang terperangkap di dalam toilet.

Sistem keamanan di dalam toilet tidak memadai seperti yang terdapat dikursi penumpang yang dilengkapi dengan masker oksigen dan pelampung. (ptj/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER