Saban tahun, dunia memperingati Hari Vegetarian Sedunia atau World Vegetarian Day setiap 1 November.
Sejak 1977, Hari Vegetarian Sedunia dirayakan untuk menyebarkan semangat vegetarian ke seluruh dunia. Gaya hidup vegetarian ini dinilai membawa manfaat dari segi etika, lingkungan, kesehatan, dan kemanusiaan.
Beberapa waktu terakhir, istilah vegetarian semakin terdengar. Padahal, diet ini diperkirakan sudah ada sejak 700 tahun sebelum Masehi.
Selain vegetarian, muncul pula istilah vegan. Acap kali vegan dikira singkatan dari vegetarian. Padahal, perlu diketahui, vegetarian dan vegan merupakan dua hal yang berbeda, tapi juga memiliki beberapa persamaan.
Pada prinsipnya kedua hal ini bisa dikatakan sebagai cara menikmati hidup melalui pemilihan makanan yang dikonsumsi dengan menghindari segala bentuk olahan produk hewani. Akan tetapi bagi beberapa kalangan, ada juga yang memandang gaya hidup ini sebagai metode diet karena cenderung rendah lemak jenuh dan kolesterol, namun tinggi vitamin, mineral, serat, dan senyawa tanaman sehat.
Di sisi lain kedua diet ini memiliki kekurangan, karena rendah asupan nutrisi zat besi, kalsium, seng, vitamin D, omega 3, dan tentunya vitamin B12 yang juga dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Menurut laporan Academy of Nutrition, kedua diet ini dianggap tepat untuk kehidupan selama direncanakan dengan baik.
Oleh karena itu kedua diet ini memerlukan suplementasi vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan tubuh, khususnya kebutuhan terhadap vitamin B1, B6, dan B12. Salah satu suplementasi vitamin yang dapat dijadikan pilihan adalah NEUROBION (Putih).
![]() |
NEUROBION (Putih) adalah suplemen vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1 (100 mg), B6 (200 mg), dan B12 (200 mcg). Neurobion (Putih) memiliki formula original untuk pencegahan dan pengobatan neuropati dengan gejala kebas dan kesemutan karena kekurangan vitamin neurotropik. Minum 1 tablet per hari atau sesuai petunjuk dokter.
Vegetarian Society mendefinisikan vegetarian sebagai gaya hidup yang dijalani oleh seseorang dengan menu makanan biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, jamur, dan beberapa makanan non-hewani lainnya seperti garam dengan atau tanpa produk susu, madu dan/atau telur.
Seorang vegetarian tidak mengonsumsi makanan yang berasal atau dibuat dengan bantuan produk yang terbuat dari tubuh hewan hidup atau mati seperti daging, unggas, ikan.
Gaya hidup vegetarian memiliki beberapa tipe yang salah satunya adalah vegan. Tipe pertama yakni lacto-ovo-vegetarian yang memakan produk susu dan telur. Diet vegetarian jenis ini merupakan yang paling umum dijalani. Jenis berikutnya yakni lacto-vegetarian yang memakan produk susu tetapi menghindari telur. Ada pula jenis ovo-vegetarian yang memakan telur tetapi tidak mengonsumsi produk susu.
Sedangkan, tipe vegan dianggap paling ketat dan ekstrem. Diet ini tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali termasuk susu dan telur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vegan Society mendefinisikan vegan sebagai cara hidup yang berusaha untuk menghindari semua bentuk eksploitasi dan kekejaman hewan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, pola makan vegan tidak hanya menjauhi daging hewan, tetapi juga susu, telur, dan bahan-bahan yang berasal dari hewan. Termasuk gelatin, madu, pepsin, lak, albumin, kasein, dan beberapa bentuk vitamin D3.
Dikutip dari Healthline, vegetarian dan vegan menghindari asupan produk hewani karena alasan yang sama. Perbedaan terbesar terletak pada sejauh mana produk hewani itu diterima.
Vegetarian dan vegan sama-sama menghindari daging dalam menu makanan mereka karena alasan lingkungan. Vegetarian masih mentoleransi beberapa produk yang dihasilkan oleh hewan seperti susu dan madu, tapi vegan memilih untuk menghindari produk-produk itu.
Dari segi nutrisi, penelitian menunjukkan, diet vegetarian dan vegan cenderung rendah lemak jenuh dan kolesterol. Diet ini tinggi vitamin, mineral, serat, dan senyawa tanaman sehat.
Akan tetapi, kedua diet ini rendah asupan nutrisi zat besi, kalsium, seng, dan vitamin D yang juga dibutuhkan oleh tubuh.
Kandungan jumlah vitamin B12 dan asam lemak omega-3 juga terbatas. Nutrisi ini lebih rendah pada vegan ketimbang vegetarian. Penelitian juga menemukan, orang yang menjalani vegan cenderung memiliki massa tubuh (BMI) lebih rendah dibanding vegetarian.
Menurut laporan Academy of Nutrition, keua diet ini dianggap tepat untuk kehidupan selama direncanakan dengan baik. Hanya saja, kurangnya asupan asam lemak, kalsium, vitamin D, dan B12 dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental.