Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran
Wonderful Indonesia di World Travel Market (WTM) London mampu menarik perhatian dunia internasional. Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan hal itu dalam satu wawancara dengan
CNN internasional.Menteri asal Banyuwangi itu mengatakan,
Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata semakin populer. Buktinya, World Travel and Tourism Council (WTTC) menempatkan pertumbuhan pariwisata Indonesia di peringkat 9.
"Peringkat dari WTTC turut mendongkrak n
ational brand Indonesia di level dunia.
Brand equity Indonesia hampir US$1 triliun dan pariwisata tampil sebagai penyumbang utama devisa, selain perdagangan," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjut dia, penghargaan dari WTTC bukan satu-satunya indikasi meningkatnya pariwisata Indonesia. Indikasi lainnya, adalah keberhasilan Wonderful Indonesia menempati peringkat 42 dunia versi WEF World Economic Forum, di TRavel and Tourism Competitiveness Index.
"Tapi ada juga yang membuat bangga. Tahun 2016 Wonderful Indonesia mendapatkan 46
international awards, dari 22 negara. Tahun 2017, jumlah penghargaan bertambah menjadi 27
awards dari 13 negara. Sedangkan Tahun 2018, 30
awards dari 8 negara," paparnya.
Jumlah Kunjungan WisatawanSemakin tingginya reputasi
Wonderful Indonesia berdampak sangat signifikan khususnya terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pada 2014, Indonesia dikunjungi 9,3 juta wisman.
Jumlah ini, menurut Arief, meningkat menjadi 10,4 juta wisman pada2015. Sementara pada 2016 tercatat 12 juta wisatawan berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini kembali meningkat tahun 2017 sebanyak 14 juta wisman. Tahun 2018 jumlahnya diperkirakan menjadi 16,5 juta.
"Kuncinya,
digital marketing dengan platform yang sudah
Look,
Book,
Pay. Lalu menggunakan teknologi CDM, diperkuat dengan Digital Media, Google, Baidu, Trip Advisor, Ctrip, dan lainnya," katanya.
Walaupun demikian, Arief mengatakan hal itu bukan satu-satunya strategi pemasaran Kemenpar. Pihaknya juga meluncurkan
Hot Deals,
More For Less. Program ini sukses di Kepri (Batam-Bintan), dan sedang diterapkan di Jakarta dan Bali.
"Yang juga tidak kalah penting adalah deregulasi,
policy kemudahan untuk masuk ke Indonesia. Dengan v
isa free untuk 169 negara ditambah pencabutan CAIT untuk yachts, dan
cabotage untuk
cruise, wisman semakin banyak datang," katanya.
Untuk mendukung pelbagai destinasi wisata baru, Kementerian Pariwisata juga fokus pada pengembangan akses. Hal ini ditunjukkan dengan makin banyak bandara yang naik kelas menjadi bandara internasional seperti Silangit Danau Toba, dan Belitung.
"Yang terbaru, kita menyasar
millenial market dengan destinasi
nomadic tourism. Indonesia sedang dibangun menjadi surganya Nomadic Tourism yang menjadi impian anak-anak milenial,"katanya.
(egp/stu)