Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas perjalanan tunggal atau
solo traveling, belum lama ini menjadi primadona baru bagi para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Berbagai 'alibi' pun dibuat untuk membuat kegiatan ini layak dilakoni oleh siapapun, khususnya wanita. Salah satu alasan terkuat untuk membujuk orang untuk melakukan
solo traveling adalah
me time atau menghabiskan waktu berkualitas hanya dengan diri sendiri.
Rupanya kegiatan ini sudah lama dilakoni oleh publik Jepang, bahkan penduduk di Negeri Sakura itu memiliki istilah unik yakni ohitorisama atau sebuah seni untuk melakukan segala kegiatan sendirian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip AFP, seorang analis di Jepang mengatakan jika secara demografi Jepang sangat memungkinkan untuk melakukan apapun sendirian. Sehingga Jepang kerap menjadi tempat yang tepat untuk 'pemuja'
me time.
Salah satu aktivitas yang kerap dilakukan sendirian di Jepang adalah karaoke. Padahal di belahan dunia lain, karaoke adalah aktivitas yang paling sering dilakukan bersama-sama karena terasa lebih nikmat.
Sebuah tempat karaoke, Koshikada, meluncurkan 'program' bilik karaoke untuk mereka yang ingin berkaraoke namun sendiri.
Hal itu dilakukan pertama kali sekitar enam tahun yang lalu, dan kini sudah ada sekitar 10 ribu bilik karaoke yang dimiliki oleh perusahan ini.
"Ini (karaoke sendirian .red) adalah pengalaman yang menyenangkan. Karena bisa melepaskan stres," ujar Masaki Kitakoga.
Tak hanya karaoke saja, toko-toko yang menjual bahan makanan pun menjual paket untuk mereka yang menikmati kesendiriannya.
Seorang konsultan pemasaran senior di Jepang, Motoko Matsushita, melihat tren masyarakat yang melakukan apa-apa serba sendirian ini sebagai sebuah pasar baru yang potensial.
"Beberapa perusahaan mulai melirik pasar ini, dan mengemas sekaligus menjual beragam produk bagi mereka yang menikmati kesendiriannya, ujar Matoko.
Menurutnya sebuah survei di Jepang menunjukkan jika kaum muda lebih suka menghabiskan waktunya sendirian ketimbang bersama keluarga atau teman-temannya.
Tidak mengherankan jika 'pola' ini tak hanya berhenti di karaoke dan toko bahan makanan, ranah kuliner dan pariwisata pun tidak luput dari terpaan tren yang menganggap apapun enak jika dilakukan sendirian.
(agr/ard)