Jakarta, CNN Indonesia -- Pertama dalam dunia medis,
bayi perempuan lahir dalam kondisi sehat dari rahim yang merupakan hasil
transplantasi dari jasad seseorang yang telah tiada.
Melansir
AFP, terobosan yang dimulai sejak September 2016 di Sao Paulo, Brasil itu menunjukkan bahwa transplantasi dari jasad seseorang yang telah tiada dapat membantu ribuan wanita yang tak mampu memiliki anak karena permasalahan rahim.
Sang ibu penerima donor berusia 32 tahun itu mengalami kegagalan rahim akibat sebuah sindrom langka bernama
Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom itu hanya dialami oleh 1 dari 4.500 perempuan di dunia. Sindrom menyebabkan vagina dan rahim tidak terbentuk sempurna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara si pendonor adalah seorang wanita 45 tahun yang meninggal dunia akibat stroke. Rahim milik wanita ini diangkat dan ditransplantasikan dalam operasi yang berlangsung lebih dari sepuluh jam.
Sebelumnya ada 10 percobaan serupa dilakukan. Namun, sayangnya percobaan itu berujung kegagalan berupa keguguran yang dialami ibu hamil.
Indung telur dari ibu hamil yang sebelumnya melakoni percobaan serupa diambil. Ahli medis pun membuahinya dengan sperma dari seorang pria dan membekukannya.
Penerima donor diberi asupan obat yang melemahkan sistem kekebalan untuk melindunginya dari penolakan tubuh terhadap organ transplantasi.
Enam pekan kemudian, penerima donor mulai mengalami haid. Menunggu hingga tujuh bulan, telur yang telah dibuahi ditanamkan dalam rahimnya.
Setelah melalui proses kehamilan, bayi seberat 2,5 kilogram dilahirkan melalui operasi caesar pada 15 Desember 2017. Bayi itu terpantau tumbuh dalam kondisi normal tanpa cacat hingga saat ini.
Opsi BaruSampai saat ini, satu-satunya pilihan yang tersedia untuk wanita yang mengalami gangguan pada rahim adalah adopsi.
Sebelumnya, dunia medis telah berhasil menciptakan kelahiran dari transplantasi rahim yang berasal dari seseorang yang masih hidup. Keberhasilan itu terjadi di Swedia pada 2014 lalu. Setelahnya, ada sekitar 39 proses dilakukan sejumlah wanita.
Namun, ada jauh lebih banyak wanita yang membutuhkan transplantasi. Alhasil, sejumlah ahli medis ingin mengetahui kemungkinan transplantasi rahim dari jasad seseorang yang telah tiada.
Infertilitas memengaruhi 10 hingga 15 persen pasangan di dunia. Dari kelompok ini, 1 dari 500 wanita mengalami masalah dengan rahim. Hal itu dapat menjadi kendala kehamilan.
"Hasil kami memberikan bukti untuk opsi baru bagi wanita dengan infertilitas," ujar ahli medis di Sao Paulo University, Dani Ejzenberg.
"Jumlah orang yang bersedia dan berkomitmen untuk mendonorkan organ mereka ketika meninggal jauh lebih besar daripada mengharapkan donor hidup," kata Ejzenberg. Hal itu, lanjut dia, jelas menawarkan populasi donor potensial yang jauh lebih luas.
(asr)