Minus Pahala Bagi Penyebar Hoaks di Bulan Ramadan

CNN Indonesia
Rabu, 22 Mei 2019 18:45 WIB
Hoaks bisa muncul kapan saja, termasuk di bulan Ramadan. Seseorang yang berpuasa dilarang ikut menyebarkan hoaks.
Ilustrasi. Seseorang yang berpuasa dan menebarkan hoaks tak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di zaman kiwari, hoaks ada di mana-mana. Hoaks tak mengenal waktu. Muncul kapan saja, termasuk di bulan suci Ramadan.

KH Ahmad Ishomuddin mengatakan bahwa hoaks atau berita bohong merupakan sesuatu yang dilarang dalam agama Islam.

Islam, kata dia, meminta umatnya untuk menyebarkan perkataan, tulisan, dan perbuatan yang benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai kita menyebarkan berita-berita dusta, berita-berita bohong," kata dia.

Berpuasa adalah konsep menahan diri dari hawa nafsu. Berpuasa juga berarti menahan diri dari perkataan yang tidak baik atau hal-hal apa pun yang dibenci Allah SWT, termasuk salah satunya mencipta dan menyebar hoaks.

"Menebar hoaks wajib dihindari oleh orang yang sedang berpuasa," katanya. Seseorang yang menebar berita bohong saat berpuasa tak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Berita bohong memberikan dampak negatif dan mendorong seseorang melakukan perbuatan dosa. Menyebarkan berita bohong, lanjut dia, merupakan dosa besar yang dilarang Allah SWT.

"Betapa banyak orang di negara kita ini yang menebar kebohongan, menjelekkan orang lain," kata dia.

Kebiasaan-kebiasaan seperti di atas merupakan perbuatan dosa dan tercela. Hal itu menandai penyakit hati dan jiwa yang tumbuh dalam diri.

"Orang yang berpuasa dengan benar tentu menyadari tentang bahaya hoaks dan tidak akan pernah menyebarkannya," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN] (edh/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER