
Enam Orang di AS Meninggal Akibat Rokok Elektrik
Tim, CNN Indonesia | Minggu, 15/09/2019 13:12 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Tak sedikit orang yang menggunakan rokok elektrik karena dianggap lebih sehat, padahal sejumlah penelitian mengatakan rokok elektrik sama buruknya dengan rokok tembakau.
Di Amerika, rokok elektrik telah dikaitkan dengan kematian enam orang akibat penyakit paru. Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas melaporkan, kematian orang keenam akibat penyakit paru yang terkait rokok elektrik telah terjadi pada Selasa (10/9) lalu, dilansir CNN. Orang tersebut adalah wanita berusia lebih dari 50 tahun yang dinyatakan mengidap penyakit paru setelah aktif menggunakan rokok elektrik.
Kematian keenam ini terjadi di Kansas, setelah lima kematian sebelumnya terjadi di California, Illinois, Indiana, Minnesota, dan Oregon.
Sejumlah kasus kematian membuat keamanan dan regulasi rokok elektrik menjadi perhatian di AS. Walau petugas kesehatan belum menemukan penyebab pasti, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) kini tengah menyelidiki wabah tersebut.
Menurut laporan CDC, sudah lebih dari 450 kasus penyakit paru terjadi di 33 negara bagian AS terkait penggunaan rokok elektrik. Penelitian investigasi menemukan bahwa rokok elektrik bahkan mengandung cannabinoid THC atau senyawa aktif dalam ganja atau mariyuana.
Selain itu, kandungan vitamin E asetat kimia juga diduga menjadi sumber penyakit paru. Pasalnya, saat vitamin tersebut bercampur dengan kandungan lain dalam rokok elektrik, maka hasilnya justru membahayakan ketimbang menyehatkan.
"Sudah waktunya untuk berhenti. Jika Anda atau orang yang dicinta menghisap rokok elektrik, tolong segera hentikan," kata Dr. Lee Norman Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas.
Harold Wimmer, CEO American Lung Association menambahkan, "Tidak ada yang boleh menggunakan produk rokok elektrik seiring dengan meningkatnya laporan penyakit dan kematian akibat vaping."
American Medical Association (AMA) merekomendasikan kepada pengguna produk rokok elektrik untuk mencari perawatan medis jika mengalami efek kesehatan seperti batuk, sesak napas dan sakit dada.
Berbagai upaya telah dilakukan FDA dalam berbentuk pesan pencegahan untuk kaum remaja di TV, melalui platform digital dan membuat poster untuk ditempel di sekolah menengah.
[Gambas:Video CNN] (dir/ayk)
Di Amerika, rokok elektrik telah dikaitkan dengan kematian enam orang akibat penyakit paru. Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas melaporkan, kematian orang keenam akibat penyakit paru yang terkait rokok elektrik telah terjadi pada Selasa (10/9) lalu, dilansir CNN. Orang tersebut adalah wanita berusia lebih dari 50 tahun yang dinyatakan mengidap penyakit paru setelah aktif menggunakan rokok elektrik.
Kematian keenam ini terjadi di Kansas, setelah lima kematian sebelumnya terjadi di California, Illinois, Indiana, Minnesota, dan Oregon.
Sejumlah kasus kematian membuat keamanan dan regulasi rokok elektrik menjadi perhatian di AS. Walau petugas kesehatan belum menemukan penyebab pasti, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) kini tengah menyelidiki wabah tersebut.
Menurut laporan CDC, sudah lebih dari 450 kasus penyakit paru terjadi di 33 negara bagian AS terkait penggunaan rokok elektrik. Penelitian investigasi menemukan bahwa rokok elektrik bahkan mengandung cannabinoid THC atau senyawa aktif dalam ganja atau mariyuana.
Selain itu, kandungan vitamin E asetat kimia juga diduga menjadi sumber penyakit paru. Pasalnya, saat vitamin tersebut bercampur dengan kandungan lain dalam rokok elektrik, maka hasilnya justru membahayakan ketimbang menyehatkan.
"Sudah waktunya untuk berhenti. Jika Anda atau orang yang dicinta menghisap rokok elektrik, tolong segera hentikan," kata Dr. Lee Norman Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas.
Harold Wimmer, CEO American Lung Association menambahkan, "Tidak ada yang boleh menggunakan produk rokok elektrik seiring dengan meningkatnya laporan penyakit dan kematian akibat vaping."
American Medical Association (AMA) merekomendasikan kepada pengguna produk rokok elektrik untuk mencari perawatan medis jika mengalami efek kesehatan seperti batuk, sesak napas dan sakit dada.
Berbagai upaya telah dilakukan FDA dalam berbentuk pesan pencegahan untuk kaum remaja di TV, melalui platform digital dan membuat poster untuk ditempel di sekolah menengah.
[Gambas:Video CNN] (dir/ayk)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
LIHAT SEMUA
InFashion
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Tata Cara Salat Tasbih untuk Gugurkan Dosa
Gaya Hidup • 1 jam yang lalu
Cara Mudah Membuat Pisang yang Disimpan Tetap Segar
Gaya Hidup 1 jam yang lalu
10 Aroma yang Membuat Rumah Terjual Lebih Cepat
Gaya Hidup 1 jam yang lalu