Jakarta, CNN Indonesia -- Nama penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali diperbincangkan usai video yang memuat dirinya menjadi viral di media sosial. Video tahun 2017 tersebut memperlihatkan kondisi
mata Novel yang tampak baik-baik saja meski baru disiram
air keras.
Dia menjelaskan, video milik salah satu stasiun televisi swasta itu diambil sekitar April hingga Juni 2017. Saat itu, operasi belum dilakukan.
"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP [Osteo Odonto Keratoprosthesis] pada mata kiri saya, karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya," jelas Novel melalui keterangan tertulis yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 11 April 2017 lalu, dua orang tak dikenal menyiram Novel dengan air keras. Kedua matanya menjadi 'korban'. Dia kemudian bolak-balik ke Singapura untuk menjalani perawatan mata.
Kasus Novel mengingatkan bahwa mata merupakan organ yang cukup sensitif terhadap paparan zat kimia. Dokter spesialis mata Novia Rahayu menyebut, kondisi itu disebut dengan trauma kimia, yaitu saat mata terpapar zat kimia seperti air keras.
Trauma Zat Kimia
Berbeda dengan air yang memiliki kadar asam (PH) normal, air keras hadir dengan kadar asam tidak normal yang bisa berupa asam keras atau asam basa. Umumnya, minuman keras mengandung asam keras berupa asam sulfat yang juga ditemui pada zat kimia pembersih pabrik atau air aki.
"Bila jenis air keras tersebut mengenai area sekitar mata, maka bagian yang lebih dulu terkena efeknya ialah kulit wajah, kulit di sekitar mata, hingga permukaan mata," kata Novia saat dihubungi
CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Rabu (6/11).
Pada kulit, efek siraman air keras bisa menimbulkan luka bakar. Tingkatan luka bakar bisa bervariasi tergantung pada lamanya paparan air keras pada kulit. Bila segera dibasuh dengan air, maka kerusakan kulit yang ditimbulkan oleh air keras bisa dikurangi.
Sedangkan paparan air keras pada mata, lanjut Novita, bisa memengaruhi permukaan mata, yang terdiri dari kornea serta konjungtiva atau lapisan tipis yang melindungi area putih pada mata.
"Saat air keras bercampur dengan air mata, maka bisa terjadi koagulasi kornea," papar Novia.
Koagulasi kornea ditandai dengan perubahan warna pada kornea. Bila kornea yang sehat memiliki warna hitam, cokelat, atau biru yang terlihat bening, koagulasi membuat warnanya berubah menjadi keruh atau keputihan.
Bicara soal lingkaran putih pada kornea mata Novel, media sosial juga dihebohkan dengan istilah
corneal opacity. Istilah itu disampaikan oleh seorang dokter pemilik akun Twitter @BelvaGeniosa.
Menjelaskan hal tersebut, Novia mengatakan bahwa corneal opacity merupakan istilah umum untuk kasus kornea yang 'memutih'. Tak cuma karena air keras, kondisi ini juga disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti infeksi mata, glaukoma, dan penyakit mata lainnya.
Sedangkan trauma kimia justru lebih spesifik untuk menjelaskan adanya kerusakan pada mata akibat paparan zat kimia seperti air keras.
Kerusakan yang ditimbulkan akibat paparan air keras yang mengenai mata bisa beragam. Novia menambahkan, ada empat tingkatan keparahan. Tingkat 1 dan 2 umumnya masih bisa disembuhkan dengan melakukan sejumlah perawatan yang dilakukan oleh dokter mata.
Untuk tingkat 3 dan 4 yang parah, operasi bisa dilakukan, bahkan membutuhkan cangkok kornea bila kerusakan yang terjadi sudah mencapai 95 persen seperti yang disebutkan dalam kasus Novel.
"Bila kerusakan sudah mencapai angka itu, maka mata tak bisa lagi melihat, pandangan menjadi sangat rabun," tutur Novia.
Bila hanya satu mata yang terkena, umumnya kemampuan untuk 'mengatur jarak' menjadi berkurang. Ini akan terasa saat pengendara menyetir, kemampuan untuk menjaga jarak bisa berkurang.
Cara menangani siraman air kerasBila siraman air keras mengenai mata, hal pertama yang harus segera dilakukan ialah membasuh mata dengan banyak air. Novia menyarankan untuk menggunakan minimal empat gelas air. Air yang digunakan sebaiknya air minum, sehingga lebih terjamin kebersihannya.
"Tak hanya zat kimia, zat yang tidak normal yang mengenai mata harus segera dibilas dengan air," papar Novia.
Setelah itu, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Untuk tingkat keparahan 1 dan 2, dokter bisa memberikan antibiotik, antiradang, serta obat untuk memperbaiki sel mata dalam bentuk obat tetes mata.
Untuk
stem cell yang disebutkan Novel, Novia mengatakan tidak mengetahui lebih jauh tentang itu. Bila kondisi kornea sudah parah, tindakan yang 'umum' dilakukan ialah cangkok kornea.
[Gambas:Video CNN] (ayk/ayk)