Jakarta, CNN Indonesia --
Keputihan merupakan salah satu cara
vagina untuk membersihkan diri dari sel-sel mati dan bakteri. Menjaga vagina tetap bersih dan membantu mencegah infeksi.
Keputihan atau keluarnya cairan dari dalam vagina sangatlah normal terjadi. Jumlah dan warnanya bisa bervariasi, dari bening hingga putih susu, tergantung pada siklus menstruasi. Misalnya, saat mendekati siklus menstruasi, maka cairan keputihan bisa keluar lebih banyak.
Walau normal terjadi, namun keputihan bisa menjadi tanda adanya infeksi mikroorganisme seperti jamur dan bakteri. Normal atau tidaknya cairan keputihan bisa ditandai dari sejumlah hal, seperti warna dan bau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputihan yang normal umumnya tak berbau, namun bila baunya seperti telur asin yang busuk, maka wanita perlu lebih waspada. Apalagi jika bau diikuti dengan perubahan warna, maka bisa jadi pertanda ada infeksi.
Keputihan yang berwarna bening dan putih umumnya normal terjadi, kecuali bila diikuti dengan rasa gatal, rasa panas, dan perih, bisa jadi ada infeksi bakteri. Termasuk keputihan yang berwarna kuning atau kehijauan bisa juga menjadi pertanda infeksi bakteri.
Sejumlah cara dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan bakteri dalam vagina sehingga keputihan yang tak normal dapat dikurangi, mengutip
Healthline.
1. YogurtYogurt mengandung banyak bakteri baik yang dapat 'ditransfer' ke dalam tubuh, menurut
Mayo Clinic. Bakteri baik dapat membangun lingkungan vagina yang seimbang dan dapat membantu menstabilkan jumlah bakteri jahat penyebab keputihan yang tak wajar.
2. Bawang putihBawang putih memiliki sifat antibakteri yang sangat kuat, itu sebabnya bumbu yang satu ini sejak lama digunakan sebagai salah satu bahan dalam obat-obatan alami. Menurut sebuah studi, bawang putih yang dikonsumsi segar atau dalam bentuk suplemen dapat menjadi alternatif untuk meredakan keputihan akibat infeksi bakteri.
3. Hindari douchingDouching atau teknik membersihkan vagina dengan cara menyiramkan cairan ke dalam mulut vagina dilakukan sejumlah perempuan agar organ intim bersih. Padahal, teknik membersihkan ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri dan meningkatkan kemungkinan infeksi.
Menurut
Mayo Clinic, vagina mampu membersihkan dirinya sendiri tanpa perlu memasukkan cairan ke dalamnya.
4. Bahan katunBahan celana dalam tertentu, seperti spandex, tidak selembut kantun. Daya serapnya pun rendah sehingga dapat memerangkap kelembapan. Saat vagina lembap, maka bakteri dan jamur dapat tumbuh dengan cepat dan memperburuk infeksi vagina.
Walau sepele, mengeluarkan biaya lebih untuk membeli celana dalam berbahan terbaik dapat menjadi cara alami untuk mencegah hingga mengobati keputihan.
5. Cuka sari apelCuka sari apel dapat membantu mengobati keputihan yang membuat gatal dan panas. Caranya, tambahkan setengah cangkir cuka sari apel ke bak mandi hangat dan berendam selama 20 menit, komponen asam dari cuka dapat menghilangkan mikroorganisme berbahaya, termasuk jamur.
Karena bersifat asam, cuka memang harus dicampur dengan air agar kulit tak iritasi.
Sejumlah cara tadi dapat Anda lakukan untuk mengobati gatal dan panas akibat keputihan. Namun, bila keputihan tak kunjung reda, baiknya segera ditangani oleh dokter obgyn.
[Gambas:Video CNN] (ayk/ayk)