Dianggap Mendiskriminasi Kaum Ibu, Ajang Miss World Digugat

CNN Indonesia
Jumat, 06 Des 2019 14:59 WIB
Mantan Miss Ukraina Veronika Didusenko menggugat ajang Miss World karena 'melarang' wanita menikah dan punya anak untuk berkompetisi di ajang tersebut.
Ilustrasi. Mantan Miss Ukraina Veronika Didusenko menggugat ajang Miss World karena 'melarang' wanita menikah dan punya anak untuk berkompetisi di ajang tersebut. (Foto: Screenshot via instagram (@veronika_didusenko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Baru beberapa hari menyandang gelar sebagai Miss Ukraina, Veronika Didusenko dicopot dari gelarnya lantaran ketahuan sudah menikah dan memiliki anak.

Dengan dicopotnya gelar, kontes kecantikan nasional di Ukraina tersebut juga mengumumkan bahwa Didusenko tak bisa mengikuti kontes kecantikan berkelas dunia Miss World. Pasalnya, kontes kecantikan memang mengharuskan kontestan berstatus lajang.

Kejadian pencopotan gelar Miss Ukraina yang disandang Didusenko memang terjadi setahun silam, beberapa hari setelah ia dinobatkan sebagai ratu kecantikan di negara tersebut pada September 2018. Namun, beberapa waktu lalu Didusenko melayangkan gugatan kepada ajang Miss World karena menetapkan aturan yang diskriminatif terhadap wanita menikah dan kaum ibu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Alasan Didusenko tidak diizinkan berkompetisi di Miss World adalah karena dia sudah menikah dan punya anak. Sederhana, menghentikan kesempatan untuk bersaing di sebuah ajang dapat melanggar perlindungan terhadap diskriminasi," kata pengacara hak asasi manusia di Inggris Ravi Naik yang mewakili Didusenko, dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN.

Pihak penyelenggara Miss Ukraina mengatakan, Didusenko telah memberikan informasi palsu terkait statusnya. Didusenko telah menandatangani perjanjian kalau ia belum menikah dan punya anak. Itu merupakan salah satu persyaratan wajib untuk bisa berkompetisi dalam ajang kecantikan nasional maupun dunia.

Didusenko tak menampik jika ia memberikan informasi bohong, namun yang ingin ia tekankan dalam gugatan adalah tentang aturan yang melarang ibu atau wanita yang telah menikah untuk bisa ikut serta dalam ajang tersebut.

"Sangat kuno, sangat ketinggalan zaman," kata Didusenko.

Setelah kehilangan kesempatan untuk berkontes di ajang Miss World, Didusenko meluncurkan kampanye global #RightToBeAMother untuk membangun koalisi dengan tujuan membuat ajang Miss World mengubah aturan sehingga semua wanita bisa berpartisipasi dalam kontes kecantikan nasional maupun dunia.

"Ini bukan tentang mahkota," katanya kepada CNN. "Ini tentang aturan dan kebijakan diskriminatif yang dimiliki Miss World di abad ke-21."

Pihak Miss World mengatakan kalau aturan tentang pernikahan dan anak-anak memang diadakan karena memegang gelar Miss World adalah tugas yang berat.

"Peraturan ditetapkan dengan tujuan untuk menemukan Miss World yang bebas dan mampu melakukan perjalanan global untuk mendukung orang-orang yang sakit dan kurang beruntung dalam jangka waktu yang lama, bahkan sering berkunjung ke daerah yang hancur oleh bencana alam," kata pejabat ajang Miss World dalam dalam situs resminya.


Namun Didusenko berpendapat, "bukan urusan Miss World untuk memutuskan kemampuan saya untuk menyeimbangkan karier dan mengasuh anak."

"Saya tidak ingin mahkota kembali. Saya ingin peraturan diubah untuk masyarakat luas," lanjutnya dalam posting Instagram. "Aturan-aturan ini adalah kebijakan sistemik, luas dan internasional yang menghasilkan diskriminasi dalam skala besar di banyak negara."

[Gambas:Video CNN] (ayk/ayk)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER