Bersantap di Dalam Rindangnya Taman 'Pantai Kapuk'

Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak beberapa waktu lalu, kawasan Pantai Indah Kapuk menjelma menjadi surga kuliner. Beragam kafe dan restoran berjajar di kiri dan kanan jalannya. Kawasan ini memang terkenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner di utara Jakarta.

Pilihan saya jatuh pada kereta Santa Claus yang dipenuhi kado Natal. Kereta itu tampak seperti mau memasuki hutan yang penuh dedaunan.

Kereta merah itu sebenarnya merupakan pintu masuk menuju The Garden, tempat untuk bersantap santai di PIK. Dari sekian banyak kafe, kehadiran kereta Santa itu cukup menarik perhatian dan membuat saya penasaran, apa yang ada di baliknya.

Kereta itu bakal mengantarkan setiap orang yang menaikinya menuju lorong taman bermain berisi lolipop dan boneka salju khas ornamen Natal dan tahun baru. Kafe ini sengaja menghadirkan nuansa tersebut untuk menyambut tahun 2020. Setiap musim, tema itu bakal diganti secara berkala agar pengunjung tak bosan dan kehabisan tempat untuk berfoto.

Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman

Memasuki bagian dalam kafe, pengunjung bakal disambut dengan lebatnya dedaunan di setiap sudut. Mengusung nama The Garden, kafe ini menyajikan konsep bersantap seperti berada di tengah taman bunga.

Setiap meja dan kursi dikelilingi daun-daun hijau yang sebagian besar merupakan artifisial. Sejumlah bunga berwarna-warni juga tampak mekar sempurna. Beberapa pohon besar menjulang tinggi ke langit-langit seolah menjadi payung tempat berteduh.  Setiap bagian didekorasi agar bisa menjadi tempat berfoto, kebutuhan generasi media sosial saat ini.

Saya duduk di sebelah pohon besar, di kursi besi dengan meja kayu. Sambil menikmati suasana, saya memesan Nachos Kampung sebagai makanan pembuka.

Nachos sejatinya merupakan makanan ringan asal Meksiko. Makanan ini terdiri dari keripik tortila crispy yang disiram keju cair dan diberi cabai jalapeno khas Meksiko. Sedangkan Nachos Kampung merupakan keripik crispy dengan keju cair yang dipadukan dengan sambal matah dan potongan ayam.

Awalnya, kecombrang dan bawang merah khas sambal matah akan begitu kuat terasa. Butuh waktu bagi lidah saya untuk dapat beradaptasi dengan campuran sambal matah, keju, dan keripik makanan ringan itu. Hidangan ini dapat menjadi makanan pembuka atau santapan sambil nongkrong santai dengan teman-teman.

Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman

Sebagai makanan utama, saya memilih mencoba dua menu klasik yang jadi andalan dari kafe ini yakni Our Favorite Mee Goreng dan Thai Fried Rice. Pengunjung mesti menunggu cukup lama hingga makanan tersaji. Rata-rata bisa mencapai lebih dari 20 menit.

Our Favorite Mee Goreng merupakan racikan mi kuning tipis dengan campuran tauge, udang, dan telur orak-arik. Tambahan telur bulat rebus setengah matang dengan sambal terasi semakin memperkaya isian mi ini.

Secara garis besar, mi ini memiliki rasa pedas manis dengan minyak yang berlebihan. Sedangkan rempah dan bumbu tak begitu ketara pada mi ini.

Sedangkan Thai Fried Rice merupakan nasi goreng yang dibuat dengan gaya Thailand. Olahan nasi dicampur dengan tom yam, udang, cumi, dan daun jeruk menyatu dalam satu porsi besar yang dihidangkan dengan telur setengah matang dan sambal terasi.

Rasanya, seperti nasi goreng pada umumnya. Rempah dan tom yum khas Negeri Gajah justru tak begitu muncul.

Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman

Untuk melepas dahaga, saya memesan Happy Ending, mocktail yang terbuat dari stroberi, semangka, lemon, dan madu. Rasa segar langsung mencuci kerongkongan. Rasa semangka dan lemon lebih dominan.

Selain mocktails juga ada beberapa makanan penutup yang disajikan. Namun, sayangnya saat saya datang hidangan penutup yang mayoritas merupakan es krim belum tersedia.

Saya pun menutup santapan hari itu dengan berfoto di lokasi yang Instagramable.

Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman

(ptj/chs)