Jakarta, CNN Indonesia -- Kawasan selatan
Monas ditanami pohon baru jenis
pule. Tak cuma sebagai peneduh dari teriknya cahaya matahari, rimbunnya pohon pule juga dipercaya memiliki segudang manfaat.
Pohon dengan nama latin
Alstonia scholaris ini merupakan jenis tanaman keras yang umumnya hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Pule banyak dijumpai di kawasan terbuka, bersemak atau hutan campuran, hutan primer atau sekunder, hutan jati, atau pinggir ladang pada ketinggian 50-1.500 mdpl. Pule juga umumnya tumbuh di daerah dengan suhu tahunan rata-rata 12-32 derajat Celcius.
Sebagai penghijauan, pohon pule banyak digunakan karena daunnya yang mengkilat, rimbun, dan melebar ke samping. Karakter yang dimiliki membuat pohon pule dapat memberikan kesejukan di tengah teriknya cahaya matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain sebagai penghijauan, pohon ini juga dikenal sebagai 'obat herbal' sejak dahulu kala. Mengutip situs
Always Ayurveda, pule telah dikenal sebagai tanaman obat ayurveda sejak berabad-abad lamanya.
Tonik yang terbuat dari pohon pule digunakan sebagai obat penurun demam, membantu memulihkan sistem pencernaan, hingga penyakit kulit.
Ekstrak etanol yang dimiliki pohon kini tengah diteliti secara luas. Pohon ini berpotensi menjadi agen anti-inflamasi yang efektif.
Selain itu, mengutip situs
Tropical, ekstrak pohon pule juga disebut dapat mengatasi menstruasi yang tidak teratur. Ekstrak kulit kayu juga telah terbukti bisa digunakan sebagai obat diare.
Selain untuk kesehatan, kulit kayu pohon pule juga bisa digunakan sebagai pewarna alami. Kulit kayu pohon pule menghasilkan warna kuning yang natural.
Tak cuma itu, bunga-bunga pohon pule juga bisa menghasilkan minyak esensial dengan aroma menenangkan. Pohon pule umumnya akan berbunga pada bulan Oktober.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)