Studi: Mencium Sisa Bau Rokok Berbahaya untuk Tubuh

CNN Indonesia
Senin, 09 Mar 2020 18:19 WIB
Mencium bau rokok yang tersisa berbahaya bagi kesehatan. Studi terbaru mendapati, bau rokok yang tertinggal pada benda bersifat karsinogen yang memicu kanker.
Ilustrasi. Studi terbaru mendapati, bau rokok yang tertinggal pada benda bersifat karsinogen yang memicu kanker. (Pixabay/realworkhard)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya perokok pasif yang bisa terkena dampak buruk asap rokok. Studi terbaru menunjukkan, perokok ketiga atau mereka yang hanya mencium sisa bau rokok juga berisiko terkena bahaya.

Penelitian dari Yale University yang dipublikasikan di jurnal Science Advances ini merupakan studi pertama di dunia yang menunjukkan bawa nikotin dan bahan kimia lain dari rokok dapat ditularkan melalui benda dan pakaian yang terpapar asap rokok.

Studi ini mendapati bau rokok yang tertinggal pada seseorang atau benda-benda itu bersifat karsinogen atau memicu munculnya kanker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dikejutkan oleh beragam senyawa organik berbahaya yang tidak mengandung gas, termasuk beberapa yang diketahui dikenal sebagai karsinogen pada manusia, seperti benzena dan formaldehida," kata peneliti Drew Gentner, dikutip dari CNN.

Berbeda dengan perokok pasif, perokok ketiga sama sekali tak mengisap asap rokok. Mereka hanya mencium residu nikotin dan bahan kimia lain dari tembakau yang tersisa saat seseorang sudah tidak lagi merokok. Bahan kimia itu bisa menempel di dinding, tempat tidur, karpet, dan permukaan lainnya, termasuk tubuh dan pakaian perokok.

Senyawa itu juga dapat bereaksi dengan oksidan atau partikel lain di udara. Reaksi kimia itu bahkan dapat menciptakan senyawa baru yang berbahaya.

Penelitian ini melakukan percobaan di sebuah bioskop saat pemutaran film berlangsung. Peneliti mendapati paparan pada bau rokok sepanjang film sama dengan paparan pada satu hingga 10 batang rokok.

"Jika temuan itu benar, implikasinya adalah pada dasarnya kita perlu membuat semuanya bebas asap rokok. Dan satu-satunya cara agar Anda dapat melakukannya adalah dengan melarang merokok di mana-mana," ahli kardiovaskular, Jagat Narula, mengomentari penelitian ini.

[Gambas:Video CNN]

(ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER