Jakarta, CNN Indonesia --
Pandemi virus corona (SARS CoV-2) menimbulkan kepanikan dan ketakutan pada sebagian besar orang. Virus penyebab
Covid-19 ini hingga Selasa (17/3) telah menginfeksi lebih 182 ribu orang di seluruh dunia. Namun rata-rata tingkat kematiannya masih di bawah 5 persen atau di angkat 3,4 persen.
Pada saat yang sama, rasa panik atau takut justru dapat menimbulkan gejala yang menyerupai tanda-tanda pasien Covid-19. Kemiripan gejala ini dapat menimbulkan kerancuan penyakit, hingga kesehatan mental yang semakin menurun.
"Serangan panik dapat dengan mudah disalahartikan sebagai permulaan virus corona, khususnya dalam kasus di mana sudah ada masalah pernapasan yang mendasarinya," kata psikolog dari The International Psychology Clinic Martina Paglia, dikutip dari
Metro.co.uk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat rasa panik dan takut muncul karena virus corona, tubuh menciptakan reaksi sugesti dengan menimbulkan gejala yang mirip dengan corona. Paglia mengatakan sangat mungkin seseorang memiliki gejala yang sama dengan virus corona karena kecemasan.
"Mereka sangat khawatir tentang ketidakpastian virus sehingga mereka. meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka juga akan terserang virus," kata Paglia.
Paglia menjelaskan pikiran tidak dapat membedakan antara bahaya nyata dengan apa yang dirasakan. Ketika tubuh merasa terancam dan rentan, adrenalin bakal mengalir ke seluruh tubuh menyebabkan peningkatan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas, dan demam, mirip seperti gejala yang muncul akibat virus corona jenis baru.
Dikutip dari
NHS, gejala serangan panik dan ketakutan lain dapat meliputi pusing, berkeringat, detak jantung meningkat, gemetar, kesemutan, sakit perut, dan mendengar suara yang berdenging. Gejala ini dapat menjadi pembeda dari virus corona.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Paglia menyarankan jika seseorang memiliki riwayat kecemasan dan serangan panik saat wabah corona, maka ingatkan diri bahwa gejala yang muncul adalah psikosomatis bukan disebabkan virus.
Saat gejala fisik muncul, coba tenangkan diri dengan mengatur pernapasan. Saat tubuh rileks, yakinkan kembali bahwa gejala yang muncul disebabkan oleh panik bukan virus corona.
Jika kepanikan tidak mereda dan gejala fisik terus muncul, segera konsultasikan masalah dengan dokter, psikiater, maupun psikolog.
[Gambas:Video CNN] (ptj/nma)