Picu Komplikasi Jantung, Uji Chloroquine di Brasil Disetop

CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2020 09:06 WIB
Petugas menunjukkan obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu (21/3/2020). Kementerian BUMN menyerahkan sebanyak 1.000 butir Chloroquine kepada RSPI Sulianti Saroso sebagai simbol bahwa pemerintah bergerak untuk menangani penyebaran virus corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pras.
Ilustrasi. Uji klinis di Brasil pada sekelompok pasien yang mengonsumsi chloroquine dengan dosis tinggi menimbulkan masalah irama jantung yang berbahaya. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian uji coba obat chloroquine untuk infeksi virus corona (Covid-19) dihentikan karena menimbulkan komplikasi. Uji klinis di Brasil pada sekelompok pasien yang mengonsumsi chloroquine dengan dosis tinggi menimbulkan masalah irama jantung yang berbahaya.

Penelitian ini awalnya dilakukan untuk menguji efektivitas dan keamanan chloroquine untuk Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada 440 pasien positif virus corona.

Peneliti memberikan dosis tinggi yakni 600 miligram chloroquine dua kali sehari selama 10 hari pada sebagian partisipan. Sebagian lain diberikan dosis rendah 450 miligram selama lima hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mencoba pada 81 pasien, peneliti melihat beberapa tanda yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari pengobatan, banyak pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami masalah irama jantung. Dua pasien dalam kelompok dosis tinggi meninggal dunia setelah mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal.

Reaksi ini membuat para peneliti menghentikan penggunaan dan juga studi chloroquine pada kelompok dosis tinggi. Peneliti juga memperingatkan dokter di seluruh dunia tidak menggunakan chloroquine dosis tinggi pada pasien Covid-19.

"Studi kami menghentikan penggunaan dosis [tinggi] seperti itu di seluruh dunia untuk menghindari kematian yang tidak perlu," tulis para peneliti dalam analisis yang diunggah di jurnal peer-review medRxiv, dikutip dari Live Science.

Selain penelitian di Brasil, rumah sakit di Prancis juga menghentikan pengobatan hydroxychloroquine untuk Covid-19 setelah seorang pasien juga mengalami masalah irama jantung.

"Penelitian ini menyampaikan satu informasi yang bermanfaat, yaitu bahwa chloroquine menyebabkan peningkatan abnormalitas pada elektrokardiogram yang dapat menimbulkan kematian jantung mendadak," kata ahli farmakologi dari University of Toronto David Juurlink kepada New York Times.

Chloroquine dan hydroxychloroquine merupakan obat yang digunakan untuk malaria. Obat ini diteliti untuk mengobati Covid-19. Pemerintah Indonesia juga sudah membeli chloroquine untuk mengobati pasien Covid-19.

Chloroquine dan hydroxychloroquine umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Namun, komplikasi utamanya adalah risiko masalah irama jantung. Oleh karena itu, obat ini tidak aman untuk orang dengan masalah irama jantung atau aritmia. (ptj/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER