Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mengadakan tradisi Padusan atau mandi massal yang biasa dilakukan masyarakat setempat dalam menyambut Ramadhan 1441 Hijriah pada tahun ini, demi mencegah penularan virus corona.
"Sehubungan dengan adanya pandemi COVID-19, maka di seluruh objek wisata di Bantul tidak diadakan Padusan menyambut bulan puasa/Ramadhan, mohon untuk diperhatikan," demikian pengumuman resmi dari media sosial Dinas Pariwisata Bantul di Bantul, Kamis (23/4).
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pengumuman tidak adanya Padusan di objek wisata Bantul, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, mengingat tradisi sehari jelang puasa itu seringkali melibatkan ribuan orang yang berkerumun di pantai atau objek wisata bahari lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (pengumunan itu) kebetulan obyek wisata pantai kan tutup. Status objek wisata tutup sesuai surat edaran dari Sekda (Sekretaris Daerah Bantul)," kata Kwintarto.
Pemerintah daerah tetap melakukan langkah antisipasi, bilamana ada masyarakat yang tetap nekat mandi atau bermain di kawasan pantai dengan menyiapkan personel gabungan pada Kamis (23/4) sore ini.
"Tim gabungan direncanakan dari Dinas Pariwisata, Gugus Tugas COVID-19 Desa Parangtritis, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dishub (Dinas Perhubungan), Kepolisian dan TNI," katanya.
Sementara itu, Sekda Bantul Helmi Jamharis meminta seluruh pengelola obyek wisata di Bantul, memperpanjang penutupan sementara destinasi yang ada, hingga 30 April.
Ini sesuai isi Surat Edaran Resmi Sekda Bantul yang dikeluarkan pada 31 Maret 2020.
Sekda yang juga Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Bantul, mengatakan, demi mencegah resiko meluasnya penularan virus corona, meminta agar pintu-pintu masuk obyek wisata dipasang papan pengumuman yang memberitahukan adanya penutupan sementara.
"Pengelola destinasi agar melarang pengunjung yang ingin datang, termasuk berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk melaksanakan surat edaran," kata Sekda.
Padusan di ParangtritisDikutip dari
BudayaJawa.id, Padusan berasal dari kata dasar
adus, yang berarti mandi.
Dalam pengertian budaya, Padusan merupakan tradisi masyarakat untuk membersihkan diri atau mandi besar dengan maksud mensucikan raga dan jiwa dalam rangka menyambut datangnya hari ataupun bulan istimewa.
Dahulu kala, Padusan dilakukan di tempat yang sepi sehingga orang bisa sekaligus merenung. Saat ini, tradisi tersebut dianggap sebagai kegiatan wisata yang digelar secara massal.
Pada tahun lalu, tercatat sekitar 19 ribu orang mendatangi Pantai Parangtritis untuk melakukan tradisi Padusan. Tiga orang sempat terseret ombak, namun Tim SAR berhasil melakukan penyelamatan.
Karena Pantai Parangtritis dirasa berbahaya bagi sebagian orang, ribuan orang lainnya juga melakukan Padusan di tempat pemandian umum, seperti Sendang Kasihan, yang berada di kawasan Bantul.
Tradisi Padusan bukan hanya monopoli masyarakat Bantul, karena beberapa kawasan di Jawa Tengah, seperti Yogyakarta, Semarang, dan Sleman, juga melakukannya.
[Gambas:Video CNN] (antara/ard)