Juli Jadi Momen Peduli Keselamatan dari Radiasi Ultraviolet

CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2020 12:37 WIB
Ilustrasi cuaca cerah
Ilustrasi: Juli ditetapkan sebagai "Ultraviolet Safety Month" atau bulan keamanan ultraviolet. Radiasi UV tak hanya menyimpan efek negatif, tapi juga bisa bermanfaat. (Foto: Skitterphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat menggagas penetapan bulan Juli jadi momen untuk memantik kesadaran terhadap efek radiasi ultraviolet. Menurut lembaga ini, langkah tersebut penting demi menyebarkan informasi akan pentingnya melindungi diri dari bahaya sinar UV.

Alhasil seperti dikutip dari Cancer Health, Juli disebut pula sebagai 'Ultraviolet Safety Month' atau bulan keamanan ultraviolet. Ini karena di beberapa negara, Juli menjadi tanda tibanya musim panas dengan sinar matahari yang cerah. 

Sinar UV menciptakan pancaran yang disebut radiasi UV yang merupakan jenis elektromagnetik. Sinar tak kasat mata ini bagian dari energi yang berasal dari matahari ataupun sumber energi buatan manusia--misalnya tanning bed.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emisi radiasi UV menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS, berpotensi merusak kulit Anda, bisa mengakibatkan keriput, bintik hitam dan masalah kesehatan lain. Kendati lebih tampak seperti iritasi sementara akibat terbakar sinar matahari, tapi sesungguhnya dapat meninggalkan kerusakan jangka panjang dan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker kulit.

Pada bulan keamanan ultraviolet ini, Anda bisa menyimak berikut seluk-beluk radiasi ultraviolet dalam kaitannya dengan kesehatan.

Efek radiasi ultraviolet

young woman getting sunlight. beauty and skincare concept.Ilustrasi: Pada kondisi tertentu dengan paparan berlebih radiasi ultraviolet dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, mulai dari kanker kulit hingga menekan sistem kekebalan tubuh. (Foto: Istockphoto/Metamorworks)

Radiasi ultraviolet menyimpan risiko dan dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan. Efek radiasi ultraviolet ini bisa berupa kanker kulit, gangguan mata dan katarak, menekan sistem kekebalan tubuh hingga kerusakan kulit sampai ke penuaan dini.

Paparan yang berlebihan dari radiasi UV, mengutip Journal of Investigative Dermatology, bisa menekan berfungsinya sistem kekebalan tubuh dan pertahanan alami kulit. Ini karena radiasi mengurangi kemampuan kulit melindungi Anda dari infeksi dan beberapa jenis kanker.

Selain itu, studi lain menunjukkan bahwa paparan radiasi UV dapat meningkatkan risiko katarak. Radiasi UB juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada mata seperti pertumbuhan jaringan yang bisa menghalangi penglihatan.

Bagaimana melindungi diri Anda dari radiasi ultraviolet yang berlebih?

Beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mencegah terpapar radiasi UV yang berlebihan di antaranya kenakan pakaian yang menutupi lengan dan kaki Anda, hindari terpapar sinar matahari tengah hari, pakai kacamata hitam yang menghalangi sinar UVA dan UVB, gunakan tabir surya dengan kandungan pelindung matahari (SPF) 15 atau lebih.

Selain itu, pencegahan paparan berlebih radiasi UV juga bisa dilakukan dengan menghindari tanning dalam ruangan, karena bisa meningkatkan risiko jenis kanker kulit. Anda juga bisa memakai topi, payung atau pelindung diri lain ketika bepergian keluar dan langsung terkena sinar matahari.

Manfaat radiasi Ultraviolet

Namun begitu tak melulu efek negatif, radiasi ultraviolet juga menyimpan efek positif bagi kesehatan. Beberapa penelitian menemukan paparan terbatas pada radiasi UV dalam jumlah kecil mendatangkan manfaat bagi kesehatan.

Beberapa manfaat radiasi UV di antaranya memicu produksi vitamin D, meningkatkan suasana hati hingga bisa membantu disinfeksi serta sterilisasi.

(nma)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER