Studi Ungkap Peluang Tes Air Liur Deteksi Serangan Jantung

Sebuah penelitian terbaru menemukan kemungkinan untuk segera menguji serangan jantung melalui tes air liur atau saliva. Dengan tes air liur, dokter bisa mendiagnosa apakah seseorang mengalami serangan jantung atau tidak serta, perlu tidaknya dirawat di unit gawat darurat.

Tes yang membutuhkan waktu 10 menit untuk mendapat hasil itu bakal memungkinkan diagnosa serangan jantung lebih banyak dilakukan dan lebih cepat. Sebab dengan tes model itu, maka tes bisa dilakukan oleh layanan non-medis di luar klinik atau rumah sakit.

Tes air liur tersebut akan mengukur tingkat protein yang disebut troponin, yang merupakan ukuran kerusakan jantung dan ada dalam jumlah yang lebih tinggi dari biasanya di tubuh setelah serangan jantung.

Seorang peneliti dan ahli klinik di Soroka University Medical Center di Israel, Roi Westreich mengembangkan tes tersebut bersama timnya dan ini berkaitan dengan salignostics atau bioteknologi yang khusus pada diagnostik cepat berbasis air liur.

"Meskipun tes darah standar yang digunakan saat ini dianggap akurat dan dapat diandalkan, namun tetap memiliki keterbatasan. Selain penundaan setidaknya satu jam untuk mendapatkan hasil, analisis harus dilakukan oleh teknisi lab profesional di ruang gawat darurat di rumah sakit," jelas Roi seperti dikutip dari Forbes.

Sementara keuntungan tes air liur adalah kecepatan dan kemudahan penggunaan. Sebab tes ini sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Hasilnya pun dapat mudah diinterpretasikan dan dibaca dengan cara yang mirip tes kehamilan standar.

"Tujuan menggunakan tes ini, adalah di titik perawatan, artinya pasien dengan nyeri dada dapat dites di manapun mereka berada tanpa harus menunggu untuk sampai di rumah sakit," kata dia lagi.

"Keuntungan tambahan adalah, menghindari kunjungan yang tidak diperlukan ke ruang gawat darurat--sebuah masalah yang mendapat perhatian dunia selama wabah Covid-19 ini," lanjut dia lagi.

Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia Infografis Angka Sakti Pencegah Sakit Jantung

Biasanya diagnosis pasti serangan jantung memerlukan kombinasi gejala spesifik, seperti nyeri dada dan hasil abnormal dari elektrokardiogram dan tes darah untuk memeriksa troponin.

Dalam studi ini, Westreich dan rekannya menguji air liur dari 32 pasien yang mengalami serangan jantung dengan kerusakan otot jantung, serta 13 kontrol yang tidak.

Meskipun tes air liur lebih cepat dan tidak terlalu invasif bagi pasien, pengujiannya tak semudah menguji zat seperti darah. Ada banyak protein yang tidak relevan dalam air liur yang berpotensi mempersulit untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Untuk mencoba dan mengatasi masalah tersebut, para peneliti yang mengerjakan studi ini menguji sistem pemrosesan yang menghilangkan beberapa protein yang tak relevan dengan sampel sebelum pengujian, demi meningkatkan akurasi.

Dengan asumsi bahwa tingkat troponin dalam air liur seseorang yang terkena serangan jantung akan berbeda atau di atas tingkat tertentu (100 ng/l) setelah diproses, tes tersebut mampu mendiagnosis secara akurat lebih 82 persen serangan jantung. Meskipun, beberapa orang di kelompok kontrol dinyatakan positif palsu.

Yang penting, di antara mereka yang dites negatif pada tes ini kurang dari 2 persen didiagnosis secara salah, yang berarti tes tersebut bisa menjadi cara yang baik untuk memeriksa apakah seseorang perlu pergi ke UGD atau menemui ahli jantung untuk mendapatkan tes lanjutan guna memastikan diagnosa.

Westreich mengatakan, sementara hasil ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk menentukan berapa lama troponin tetap dalam air liur setelah serangan jantung.