icon-close

Sebuah perahu melintasi bagian tengah Desa Torosiaje untuk membawa barang dan penumpang menuju daratan. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Foto udara pemukiman suku Bajau Torosiaje yang berada di atas laut. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Sejumlah bocah suku Bajau Torosiaje bermain sepeda di Desa Torosiaje. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Desa Torosiaje berjarak tujuh jam perjalanan ke arah barat dari Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Desa Torosiaje atau juga dikenal sebagai Kampung Bajo berada di atas air laut Teluk Tomini dan berjarak sekitar 600 meter dari daratan. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Ada sekitar 250 rumah yang dihuni 1.400 jiwa di Kampung Bajo yang berbentuk panggung di atas perairan Teluk Tomini. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Semua rumah di Desa Torosiaje terbuat dari kayu dan masing-masing rumah terhubung dengan koridor yang juga terbuat dari kayu. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Nama Torosiaje sudah ada sejak 1901. Dalam bahasa Bajo, toro artinya tanjung, dan siaje adalah nama panggilan seseorang yang menemukan tanjung tersebut, yakni si Aje (Haji). (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Menjadi nelayan dan perajin perahu merupakan profesi warga di Desa Torosiaje. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

icon-chevron-left
icon-chevron-right