Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengimbau para pelaku usaha wisata selam untuk menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability).
Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Ricky Pesik mengatakan, penyusunan protokol kesehatan berbasis CHSE untuk wisata selam dilakukan bersama Divers Alert Network (DAN) Indonesia. Panduan tersebut dapat diakses di situs resmi Kemenparekraf.
Selama ini, kata Ricky, wisata selam dinilai telah menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan yang ketat. Karena itu, ia yakin para pelaku wisata selam siap menerapkan protokol dengan basis CHSE. Panduan protokol juga dibuat agar wisata selam Indonesia memenuhi standar keselamatan dan mendapat kepercayaan dalam aspek kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin para pelaku usaha wisata selam adalah yang paling siap untuk menerapkan dan melakukan pengawasan protokol kesehatan dengan baik sehingga dapat meyakinkan wisatawan bahwa setiap destinasi atau tujuan dari wisata selam di Indonesia aman dari Covid-19 ke depannya. Sekali lagi, yang terpenting dari semuanya, dibutuhkan kedisiplinan dari para pelaku usaha wisata selam dan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Ricky dalam acara sosialisasi di Novotel Manado Golf Resort & Convention Center, Jumat (2/10).
Daniel Abimanju Carnadie sebagai salah satu anggota Tim Penyusun CHSE Usaha Wisata Selam Kemenparekraf menjelaskan, panduan protokol CHSE mencantumkan berbagai indikator untuk dipelajari dan disesuaikan dengan aktivitas secara mendetail.
Antara lain, dalam panduan khusus pekerja, di mana pekerja wajib melakukan penilaian mandiri risiko Covid-19 dengan mengisi formulir self assessment sebelum memasuki area kerja. Jika hasil skor formulir menunjukkan bahwa pekerja berisiko besar terinfeksi, ia pun disarankan memeriksakan diri. Sementara dalam penyimpanan peralatan selam, harus disediakan fasilitas menyimpan, membersihkan, dan disinfeksi peralatan selam untuk masing-masing pengguna secara terpisah.
"Karenanya saya menyarankan pelaku usaha wisata selam untuk melakukan uji coba agar tercipta satu flow kegiatan yang sesuai dengan protokol kesehatan," kata Daniel.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjily mengungkapkan harap agar protokol kesehatan berbasis CHSE itu memperkuat kapasitas para pelaku usaha untuk kembali produktif. Terlebih, mengingat Sulawesi Utara memiliki Bunaken yang menjadi salah satu destinasi wisata selam.
"Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik saya yakin bahwa Sulawesi Utara menjadi tujuan utama wisata selam tidak hanya nasional, tapi ke depan juga sudah banyak wisatawan dari luar yang booking untuk menyelam di sini," ujar Henry.
(rea)