Kemenparekraf Optimalkan Potensi Pariwisata Domestik

Kemenparekraf | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2020 16:43 WIB
Tren penurunan pergerakan wisatawan dinilai sebagai momentum bagi Indonesia untuk melakukan revitalisasi dan perbaikan infrastruktur pariwisata.
Ilustrasi protokol kesehatan berbasis CHSE di destinasi wisata Indonesia. (Foto: Dok. Kemenparekraf)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan terus berupaya mengoptimalkan potensi pariwisata domestik di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menjelaskan, kontraksi ekonomi yang terjadi secara global akibat pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap kinerja pariwisata, termasuk di Indonesia.

Tren penurunan pergerakan wisatawan, yang terutama dari mancanegara, dinilai sebagai momentum bagi Indonesia untuk melakukan revitalisasi dan perbaikan infrastruktur pariwisata di berbagai daya tarik wisata tanah air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mempersiapkan diri untuk mendorong kembali kebangkitan pariwisata pascapandemi COVID-19, negara-negara yang bertumpu pada pariwisata juga melakukan hal yang sama untuk memulihkan kinerja sektor pariwisatanya," kata Angela dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (3/11).

Ia menegaskan, pihaknya melakukan berbagai hal untuk memulihkan kinerja pariwisata dengan lebih dahulu terfokus pada wisatawan nusantara didukung kampanye Indonesia Care yang memakai protokol kesehatan berbasis CHSE. Angela menyebut, tercatat 9,5 juta orang Indonesia bepergian ke luar negeri pada 2018 dengan pengeluaran sebesar US$1.090 per keberangkatan per pax.

Jika ditotal, ada potensi sebesar setara Rp150 triliun yang masih bisa dimaksimalkan jika masyarakat memilih melakukan perjalanan di dalam negeri. Selain itu, Angelajuga berharapakselerasi dan strategi dengan mengoptimalkan potensi wisatawan nusantara dapat memberi semangat baru bagi para pemangku kepentingan pariwisata.

"Tidak hanya itu, sektor pariwisata juga diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dengan signifikan, menciptakan lapangan pekerjaan baru, menciptakan value chain baru, serta menciptakan pariwisata Indonesia yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," kata Angela.

Sejak pandemi melanda dunia, Badan Pusat Statistik mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia turun rata-rata 32,12 persen atau setara 21,40 poin pada September 2020, dibandingkan TPK di bulan yang sama pada 2019 yang tercatat sebesar 53,52 persen.

Jika dibandingkan dengan TPK Agustus 2020, TPK bulan September juga mengalami penurunan sebesar 0,81 poin. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama September 2020 adalah sebesar 1,73 hari, tercatat penurunan sebesar 0,11 poin jika dibandingkan dengan keadaan September 2019.

Sementara itu, untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bulan September 2020 mengalami penurunan sebesar 88,95 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada September 2019. Kondisi serupa terjadi jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2020, dengan penurunan sebesar 5,94 persen.

Secara kumulatif (Januari-September 2020), Angela menyatakan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,56 juta kunjungan atau turun sebesar 70,57 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 12,10 juta kunjungan.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER