FOTO: Filosofi dalam Sehelai Kain Tenun Songket Silungkang

Antara Foto, CNN Indonesia | Senin, 15/02/2021 12:33 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Tenun Songket Silungkang mengandung nilai-nilai kehidupan di masyarakat. Nilai-nilai itu adalah kesakralan, keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

Tenun Songket Silungkang mengandung nilai-nilai kehidupan di masyarakat. Nilai-nilai itu adalah kesakralan, keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

Silungkang merupakan sebuah desa yang ada di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Dahulu kala, hasil pertanian di desa ini dipasarkan hingga ke provinsi lain, bahkan sampai ke Malaysia. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sekitar abad ke-19, warga Silungkang tertarik akan tenun songket yang ada di Pahang, yang menjadi salah satu daerah pemasaran hasil taninya. Songket itu dibawa pulang ke Silungkang dan mereka mencoba membuat tenun songket sendiri. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Tenun songket awalnya merupakan seni budaya dari daratan negeri China sejak 1000 tahun yang lalu. Lalu, ia singgah ke Thailand, menyebar ke Semenanjung Negeri Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam, kemudian menyeberang ke Pulau Sumatera, salah satunya Silungkang. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Mengutip Antara, tenun Songket Silungkang mengandung nilai-nilai kehidupan di masyarakat. Nilai-nilai itu adalah kesakralan, keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ciri khas Songket Silungkang terletak pada corak dan motifnya. Motif Kaluak Paku, Pucuak Rabuang, Itiak Pulang Patang, Bintang, Buruang Merak, Rangkiang dan Buruang Dalam Rimbo menjadi motif yang banyak dibuat oleh perajin. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pewarna songket pun diracik dari bahan alami seperti kulit pohon, kulit jengkol, daun gambir bahkan batubara. Tenunan dasar songket Silungkang biasanya berwarna merah tua, hijau tua atau biru tua. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Meski dibuat dengan peralatan sederhana, keindahan songket Silungkang bernilai jual sangat tinggi. Pedagang menjualnya mulai harga Rp350 ribu hingga Rp10 jutaan per helai, tergantung motif dan bahannya. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Pemkot Sawahlunto berupaya melestarikan tenun songket Silungkang dengan rutin menggelar Sawahlunto Internasional Songket Carnival (SISCA) setiap tahunnya dan memasukkannya ke kalender agenda nasional. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)