icon-close

Coki si kekah duduk di rumahnya. Coki merupakan binatang peliharaan milik Napiah, perempuan asal Ranai, Natuna. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Napiah memakaikan baju pada Coki si kekah usai mandi di rumah mereka. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sejak didapatkan dari penjual dengan harga Rp700 ribu, Coki telah dipelihara oleh Napiah (50) dibantu suaminya, Rusdi (56). (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Apalagi setelah ketujuh anak mereka merantau keluar pulau, rasa sayang keduanya kepada Coki semakin tumbuh. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Banyak tawaran dari orang lain agar Coki dijual. Bahkan, Coki pernah dihargai hingga Rp5 juta. “Coki tidak akan kami jual, dia sudah jadi anak kedelapan kami,” celoteh Napiah. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Napiah dan Rusdi sadar bahwa tindakan mereka melanggar hukum karena kekah merupakan binatang yang dilindungi dan tidak diperbolehkan untuk dipelihara. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Akan tetapi, apa boleh buat, mereka sudah terlanjur sayang kepada Coki. “Kami siap kapan pun negara mengambil Coki dari kami,” kata Rusdi yang membuka jasa perbaikan televisi di rumahnya.(ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebenarnya Rusdi dan Napiah pernah berusaha mengembalikan Coki ke hutan. Akan tetapi, Coki tidak mau berpisah dengan mereka dan tetap kembali ke rumah setelah ditinggal di hutan. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Wujud unik primata yang biasa disebut juga monyet surili itu menjadi daya magnet bagi sebagian orang untuk memeliharanya. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

icon-chevron-left
icon-chevron-right