Kata Psikolog soal Orang Patah Hati Nekat Bunuh Mantan

CNN Indonesia
Selasa, 04 Mei 2021 19:00 WIB
Psikolog mengatakan bahwa patah hati bukan satu-satunya alasan seseorang tega membunuh yang terkasih.
Ilustrasi. Psikolog mengatakan bahwa patah hati bukan satu-satunya alasan seseorang tega membunuh yang terkasih. (Pixabay/pruzi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Apa yang lebih menyakitkan dari ditinggal kekasih saat sedang sayang-sayangnya? Rasanya bisa jadi pedih di hati, makan tak nikmat hingga sedih tiada henti.

Rasa sakit hati, kecewa, dan amarah yang berlarut bisa berubah menjadi dendam. Akibatnya, seseorang bisa berbuat keji hanya demi melampiaskan amarahnya.

Tak jarang, rasa sakit hati jadi motif dibalik berbagai tindakan pembunuhan pada pasangan. Kasus patah hati berujung maut belakangan ini sering dijumpai. Seperti kasus pemuda Cianjur yang membakar mantan hidup-hidup, motifnya, patah hati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini, kasus 'sate beracun' di Bantul, Yogyakarta, juga menyedot perhatian publik. Tersangka disebut-sebut tega meracuni keluarga si mantan dilandasi alasan patah hati dan tidak senang melihat si dia menikah dengan orang lain.

Meski sering jadi motif pembunuhan pasangan, patah hati tak bisa dijadikan satu-satunya alasan seseorang tega membunuh yang terkasih.

Psikolog Klinis Kasandra Putranto mengatakan, patah hati mungkin hanya satu dari sekian banyak emosi lainnya yang tertumpuk hingga menyebabkan tindakan keji.

"Patah hati hanya salah satu alasan, tapi bukan faktor penyebab seseorang tega membunuh. Faktor penyebabnya bisa jadi problem psikologisnya, emosinya, apa dia tidak punya empati, apakah emosinya tidak stabil, apa daya nalarnya kurang, dan ini yang harus diperiksa," kata Kassandra pada CNNIndonesia.com, Selasa (4/5).

Penumpukan emosi

Kassandra menjelaskan, pembunuhan pada pasangan tidak terjadi semata-mata karena patah hati. Ia meyakini pasti ada masalah lain yang membuat seseorang tega menghabisi nyawa yang terkasih.

Masalah yang mungkin muncul seperti problem finansial, kekesalan berlarut, rasa kecewa karena dikhianati, dan banyak perasaan lain yang bisa mendorong perbuatan tercela.

Sementara patah hati bisa jadi 'puncak gunung es' dari beragam masalah seseorang dengan pasangannya. Patah hati juga bisa diibaratkan seperti 'pemantik api' dalam hatinya sehingga nekat bertindak melawan hukum.

Namun perlu diingat, patah hati bukanlah satu-satunya alasan.

"Ini yang harus diperiksa pelakunya. Kita bisa menduga dia patah hati, tapi ekspresi apa yang sebenarnya ada pada dirinya? Apakah dia kecewa? Pasti, apakah dia marah? Pasti, apakah dia dendam? Bisa iya bisa tidak. 'Pokoknya kalau bukan gue yang memiliki ya orang lain ga boleh', yang seperti ini yang harus diperiksa," kata Kassandra.

Senada dengan Kasandra, Psikolog keluarga dari Indonesia Association for Counseling (IAC), Nuzulia Rahma Tristinarum, mengatakan, saat orang patah hati maka akan hadir berbagai macam emosi yang mengganggu pikirannya. Pikiran negatif ini akan membawa seseorang pada tindakan tercela.

"Saat orang patah hati maka akan hadir berbagai macam emosi seperti marah, kesal, frustasi, dan lain-lain. Kondisi ini dapat mempengaruhi fisiknya. Fisik dan mental terganggu ini menyebabkan seseorang tidak bisa membuat keputusan yang tepat," ucapnya saat dihubungi secara terpisah.

Simak penyebab lain orang patah hati nekat berbuat keji berdasarkan sudut pandang psikolog di halaman berikut.

Patah Hati Membuat Orang Merasa Terbuang

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER