RS Mandaya Usung Inovasi dan Hi-Tech untuk Kenyamanan Pasien

RS Mandaya Royal Puri siap menggunakan desain inovatif dan hi-tech untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan fasilitas kesehatan yang berkualitas tinggi, sehingga masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.

Presiden Direktur Mandaya Healthcare Group, Dr. Ben Widaja, MBChB (UK) menyatakan mulai dari arsitektur dan interior, hingga rancangan cara melayani pasien RS Mandaya juga didasarkan pada pengalamannya belajar dan bekerja sebagai dokter di Inggris selama delapan tahun.

"Kami mengidentifikasikan puluhan gaps yaitu perbedaan antara harapan pasien dan keluarganya dengan apa yang biasa mereka dapatkan sewaktu di Rumah Sakit, khususnya di Indonesia," kata Ben.

Salah satu konsep yang menurutnya akan menjadi pembeda Mandaya Royal Hospital Puri dengan rumah sakit lainnya adalah patient and family experience.

Menurutnya, konsep ini ditawarkan karena lebih dari 90% keluhan pasien justru tidak berhubungan dengan medis, melainkan terkait pengalaman buruk yang dialami pasien dan keluarganya.

"Bagi keluarga pasien yang berduit, mereka memilih berobat ke luar negeri. Di samping masalah kepercayaan, juga karena di luar negeri mereka dilayani bak raja, mereka memperoleh pengalaman yang baik di sana dibandingkan di Indonesia," katanya.

Selain itu, Ben menuturkan Mandaya Royal Hospital Puri juga mengubah total cara-cara lama dalam menangani pasien, dari semula perawatan hanya berpusat pada penyakit, menjadi berpusat pada pasien.

"Pada cara lama kurang melihat kebutuhan pasien sebagai manusia seutuhnya dengan kompleksitasnya baik dari segi emosional, sosial, finansial, dan sebagainya," ujar Ben.

Sementara dari sisi desain dan arsitektur, Mandaya Royal Hospital Puri juga mengusung inovasi untuk mewujudkan konsep patieng & family experience.

Salah satu contohnya adalah kamar Instalasi Gawat Darurat (IGD) privat, yaitu satu pasien menempati satu ruang, dengan partisi kedap suara.

"Dengan sistem ini, pasien dan keluarganya lebih nyaman, secara medis juga lebih baik karena menghindarkan cross-infection, bahkan secara mental juga lebih bagus karena kejadian tragis di ruangan pasien sebelah tidak akan mengganggu," kata Ben.

Standar satu pasien satu ruangan juga diterapkan di ruangan ICU, ditambah pengendalian infeksi yang sangat ketat.

Penjenguk atau keluarga pasien bisa melihat pasien di ICU melalui jendela besar dengan sistem komunikasi menggunakan switchable smart glass dan intercom, tanpa harus memasuki area rawat ICU.

Rancangan ini untuk mengurangi masuknya virus dan bakteri yang dibawa penjenguk ke dalam area ICU.

Inovasi ini berlanjut pada ruang rawat jalan. Mandaya Royal Hospital Puri juga tidak menggunakan ruangan seperti hall besar dengan ruang tunggu yang penuh tempat duduk berhimpitan, tapi membagi ruang rawat jalan menjadi 14 klaster. Pasien yang sehat dan terinfeksi akan dipisahkan, dan setiap kluster memiliki ruang tunggu sendiri-sendiri.

"Secara keseluruhan bisa kami katakan bahwa suasana atau ambience Rumah Sakit kami lebih kepada rumah sehat ketimbang rumah sakit. Dengan mengkombinasikan konsep rumah sakit, mall, hotel, dan rumah tinggal menjelma menjadi Mandaya Royal Hospital Puri," kata Ben.

Semua peralatan medis di RS Mandaya juga merupakan pengembangan teknologi mutakhir, seperti MRI Ingenia Ambition X dengan ambience experience. 

Ben mengatakan CT Scan IQon Spectral CT dengan ambiance experience merupakan yang pertama di Indonesia. Teknologi canggih ini menghasilkan gambar lebih baik untuk bisa mendiagnosa lebih akurat.

"Ambiance experience ini menarik, interaktif, memberikan pengalaman unik untuk pasien. Pasien dapat memilih tema suasana ruangan, audio-video yang bisa ditonton dan didengar selama pemeriksaan," pungkasnya.