Hong Kong Peak Tram menjadi atraksi wisata yang digemari penduduk dan turis, mengangkut penumpang ke Victoria Peak untuk melihat pemandangan selusin gedung pencakar langit.
Pada Jumat (26/6), penggemar trem itu bergegas menumpang satu perjalanan terakhirnya sebelum Peak Tram ditutup untuk renovasi. Trem akan menghentikan layanan pada hari Senin (28/6) untuk renovasi enam bulan, salah satunya mengenai faktor kecepatannya.
Cedric Yu, yang mengatakan baru naik trem lagi setelah bertahun-tahun, menyebut moda transportasi itu sebagai kenangan kolektif bagi orang-orang Hong Kong dan bagian dari sejarah kota. "Naik Peak Tram barusan mengingatkan saya pada kenangan masa kecil saya," tambahnya, seperti yang dikutip dari AP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Peak Tram mulai beroperasi pada tahun 1888, ketika Hong Kong adalah koloni Inggris, untuk mengangkut orang ke Victoria Peak. Gerbong aslinya terbuat dari kayu yang dipernis dan menampung 30 penumpang dalam tiga kelas.
Sejak itu, trem telah mengalami beberapa kali perombakan. Peak Tram generasi kelima saat ini, dengan eksterior merah anggur dan interior kayu yang dipernis, mulai beroperasi pada tahun 1989 dan berkapasitas 120 penumpang.
"The Peak Tram telah berevolusi dan mengubah dirinya dari moda transportasi penting menjadi objek wisata yang sangat populer di Hong Kong," kata May Tsang, manajer umum Hong Kong Peak Tramways.
Perusahaan tersebut menginvestasikan lebih dari 700 juta dolar Hong Kong (sekitar Rp1,3 triliun) untuk meningkatkan sistem, gerbong trem, dan merenovasi terminal, katanya.
Mobil trem yang lebih panjang akan meningkatkan kapasitas dari 120 penumpang menjadi 210.
Bagi Alan Cheung, mantan presiden Hong Kong Collectors Society dan penggemar Peak Tram, perubahan tersebut disambut baik.
"Apa pun yang bisa bertahan selama lebih dari 100 tahun - itu tidak mudah," katanya. "Mereka harus menjaga harta ini."
(ap/ard)