Asal Usul Pesta Gender Reveal dan Kontroversi yang Menghantui
Selama beberapa waktu, pengungkapan jenis kelamin jabang bayi yang tengah dikandung menjadi tren di sejumlah kalangan.
Pesta digelar sebagai salah satu bentuk perayaan sebelum kelahiran buah hati. Umumnya, pesta ini dikenal dengan sebutan gender reveal party. Apa itu?
Pesta pengungkapan jenis kelamin atau gender reveal merupakan sebuah pesta kejutan untuk atau yang digelar pasangan suami istri demi mengungkap jenis kelamin sang jabang bayi.
Biasanya, pasangan suami istri atau salah satu dari mereka menjadi satu-satunya orang tahu tentang jenis kelamin anak mereka sebelum mengungkap ke keluarga atau kerabat dekat.
Bisa juga sebaliknya, pasangan ini sama sekali tak tahu tapi telah menitipkan hasil terkait jenis kelamin anak mereka dari dokter ke orang terpercaya yang membuatkan mereka pesta.
Tak hanya di luar negeri, perayaan menebak jenis kelamin anak yang ada di dalam kandungan ini telah populer di Indonesia. Beberapa publik figur pun ikut meramaikannya, termasuk yang terbaru pasangan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar.
Sebagaimana dilansir Insider, pesta gender reveal telah muncul sejak belasan tahun lalu.
Fenomena ini pertama kali dipopulerkan oleh Jenna Karvunidis, seorang blogger yang menggelar acara tersebut untuk bersenang-senang dengan keluarga intinya.
Pesta gender reveal ini biasanya identik dengan dua warna, yakni merah muda untuk perempuan dan biru untuk laki-laki. Biasanya dua warna ini diselipkan dalam balon, confetti, cupcake, hingga kembang api.
Kala itu, Jenna membuat kue dengan warna krim di dalamnya yang menunjukkan jenis kelamin anak dalam kandungannya. Begitu dipotong, krim bagian dalam kue itu menunjukkan warna merah muda yang berarti anaknya berjenis kelamin perempuan.
Pesta itu sempat dibagikan Jenna dalam blog pribadinya pada 2008 dan kemudian pesta gender reveal berubah menjadi fenomena yang banyak diikuti oleh berbagai kalangan di dunia.
Kontroversi di balik pesta gender reveal
Pesta gender reveal sejatinya tak jauh berbeda dengan perayaan lain yang juga populer seperti bridalshower atau juga babyshower.
Meski menarik banyak minat, nyatanya pesta ini telah panen kritik, bahkan dari Jenna yang merupakan pelopor fenomena tersebut.
Kepada Guardian, Jenna mengaku pernah menangis saat mendapati fenomena yang dia gagas, menimbulkan kecelakaan, hingga kebakaran hutan.
"Sekarang saya pikir semuanya tidak bagus sama sekali. Saya mempunyai dua anak lagi setelah Bianca, tetapi saya tidak pernah mengadakan pesta pengungkapan gender lainnya," kata dia.
Pada 2017 lalu, pesta kembang api yang digelar dalam rangka gender reveal telah menyebabkan kebakaran di Arizona yang membuat 40.000 hektar lahan terbakar.
Tak hanya itu, seorang nenek juga pernah diberitakan terbunuh pada 2019 lalu akibat tabung confetti yang tak berfungsi dengan baik hingga akhirnya meledak.
Jenna kemudian secara terang-terangan pernah meminta agar fenomena ini tak lagi dilakukan. Dia menulis permintaan itu di laman facebook pribadinya.
"Berhentilah mengadakan pesta bodoh ini. Demi Tuhan, berhentilah membakar segalanya untuk memberi tahu tentang kelamin anakmu," kata Jenna.
(tst/agn)