Sushi jadi salah satu makanan khas Jepang yang mendunia. Sushi sudah ada sejak abad ke-10.
Narezushi, bentuk paling primitif dari sushi, dibuat dengan ikan fermentasi yang diawetkan dengan garam dan nasi. Ada pula sushi Edomae yang diperkirakan sudah ada sejak 1800-an.
Berkunjung ke restoran Jepang di Indonesia atau bertandang ke Jepang langsung, Anda akan melihat betapa trampil koki-koki sushi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Mereka sudah melalui pelatihan intensif, magang selama beberapa tahun sebelum diizinkan menangani potongan ikan yang begitu mahal.
Sebenarnya Anda bisa menyantap sushi dengan cara apapun mulai dari pakai sumpit, sambil duduk atau berdiri, dicelupkan pada kecap atau dioles wasabi.
Namun melihat asal-muasal dan perjalanan pembuatan sushi, tentu sajian ini layak mendapat apresiasi dengan cara menyantap yang benar.
Menyantap sushi ala warga lokal (warlok) Jepang berarti Anda menggunakan tangan. Tiap warung sushi (sushi-ya) akan memberikan handuk tangan (o-shibori) personal untuk mengelap jari tangan sebelum dan di sela makan.
Meski menyediakan sumpit, Koji Sawada, koki sushi sekaligus pemilik Sushi Sawada, menuturkan ia tidak ingin sushinya diambil dengan sumpit.
"[Menggunakan] tangan adalah yang terbaik," kata Sawada seperti dikutip dari CNN.
Memang selama ini makan sushi dengan tangan atau sumpit masih jadi perdebatan. Kini banyak orang menggunakan sumpit dengan alasan kebersihan. Yumi Sone, instruktur kuliner Jepang, berkata dia memilih menggunakan sumpit karena elegan.
"Memakai sumpit bisa menyulitkan saat mencelupkan sushi secara terbalik," katanya.
Kebanyakan sushi-ya mengharapkan pelanggannya mencelupkan sushi pada kecap yang disebut murasaki (ungu dalam bahasa Jepang). Meski demikian, ada pula pelanggan yang langsung menyantap sushi segera setelah koki menyajikan.
Sawada berkata bagian sushi yang dicelupkan pada murasaki adalah bagian ikannya. Alasannya praktis saja, kalau dicelupkan di bagian nasi maka nasi bakal pecah.
Kemudian, nasi bakal terlalu banyak menyerap kecap sehingga merusak keseimbangan rasa.
Berbeda saat kecap menyentuh ikan. Masukkan ke mulut dengan posisi serupa sehingga lidah akan menyentuh ikan terlebih dahulu. Ini akan menciptakan 'ledakan' rasa.
Di samping kecap, sushi-ya akan menyediakan acar jahe (gari) untuk menyegarkan lidah di sela bersantap. Ambil sedikit dengan sumpit dan letakkan di papan atau semacam piring makan sushi dari kayu (geta).
Anda juga akan menemukan pasta berwarna hijau yang disebut wasabi.
Wasabi memberikan rasa pedas campur pahit yang nikmat. Biasanya koki akan menambahkan wasabi di samping sushi atau di atas nasi. Namun Anda bisa meminta agar sushi tidak diberi wasabi atau 'Wasabi nashi kudasai'.
Jika Anda menginginkan wasabi lebih banyak, sebaiknya hati-hati sebab akan menutup rasa asli ikan.
Sementara itu, mencampurkan kecap dengan wasabi sebagai celupan tidak umum dilakukan saat menyantap sushi. Campuran kecap dan wasabi digunakan untuk menyantap sashimi (ikan mentah tanpa nasi).
Itulah cara makan sushi yang benar versi warga Jepang. Selamat mencoba.
(els/fjr)