Jangan Share Foto dan Video Korban Kecelakaan, Ada Bahaya Trauma

CNN Indonesia
Kamis, 04 Nov 2021 19:00 WIB
ilustrasi kecelakaan (Istockphoto/razerbird)
Jakarta, CNN Indonesia --

Vanessa Angel dan suaminya, Febri Andriansyah meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal di Jalan Tol yang menuju ke Surabaya dari arah Jakarta.

Entah bagaimana, tak cuma beritanya, beberapa foto dan video terkait kecelakaan yang menimpa Vanessa pun tersebar di media sosial. Banyak orang pun tak segan buat mengirimkan atau membaginya lagi ke orang lain melalui pesan chat (share).

Dengan cepat, foto dan video kecelakaan sampai evakuasi korban beredar di media sosial, bak jamur di musim hujan. Mungkin niatnya untuk berbagi info, namun hati-hati, ada baiknya Anda tak membagikan foto dan video tersebut ke media sosial ataupun pesan singkat.

Ada berbagai dampak buruk dari unggahan foto dan video terkait kecelakaan atau kematian seseorang. Ini adalah hal sensitif untuk diunggah atau dibagikan sembarangan.

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Koentjoro mengatakan penyebaran konten kecelakaan berupa video dan foto korban seharusnya tidak dilakukan. Hal ini bisa memunculkan trauma pada keluarga dan orang lain yang melihatnya.

"Apalagi jika foto dan video yang disebarkan memiliki grafis yang membuat trauma, misalnya berdarah-darah luka yang parah atau hal lainnya," kata Koentjoro saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (4/11).

Tak dimungkiri, bisa jadi ada orang lain yang menerima pesan foto dan video kecelakaan kemudian panik atau ternyata punya trauma sendiri pada musibah tersebut. Ini bisa jadi memengaruhi kondisinya setelah melihat foto dan video kecelakaan yang disebarluaskan.

Tak hanya itu, penyebaran foto dan video korban kecelakaan atau korban bencana alam juga berarti menciptakan korban lainnya, dalam hal ini keluarga.

Korban tak hanya orang yang mengalami kecelakaan dalam hal ini Vanessa dan suaminya, atau orang lain, tetapi keluarga yang tengah berduka juga bisa menjadi korban jika melihat video atau foto yang disebarkan di media sosial.

"Ini sama dengan 'membunuh' keluarga korban, bayangkan betapa traumanya keluarga saat melihat foto dan video korban kecelakaan ini," kata dia.

Oleh karena itu, dari sisi apapun menurut Koentjoro penyebaran konten kecelakaan ini seharusnya tak dilakukan. Kepentingan apapun sangat tidak dibenarkan untuk menyebarkan foto-foto atau video korban.

"Tidak boleh, saya sangat melarang penyebaran foto-foto korban saat mengalami kecelakaan," kata dia.

(tst/chs)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK