Waspada PGAD, Ketika Orgasme Terus Menerus Tanpa Rangsangan

CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 18:40 WIB
Sampai saat ini orgasme masih jadi tujuan utama para pasangan tiap kali melakukan hubungan seksual atau masturbasi, tapi ada juga orgasme tanpa rangsangan. ( iStockphoto/nd3000)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sampai saat ini orgasme masih jadi tujuan utama para pasangan tiap kali melakukan hubungan seksual atau masturbasi.

Orgasme juga bisa diartikan sebagai bentuk puncak kepuasan dari hubungan seksual yang telah dilakukan. Biasanya, orgasme bisa terjadi dengan adanya ransangan dari pasangan. Tapi nyatanya, orgasme juga bisa terjadi meskipun tanpa rangsangan.

Dokter estetika sekaligus seksolog, Haekal Anshari mengatakan, seseorang bisa mengalami orgasme terus-menerus walau tanpa rangsangan. Meski demikian Anda harus waspada saat mengalami hal ini, sebab orgasme terus menerus termasuk ke dalam gangguan seksual.

"Ini dikenal dengan istilah Persistent Genital Arousal Disorder," kata Haekal kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/11).

Persistent Genital Arousal Disorder atau disingkat menjadi PGAD adalah gangguan rangsangan genital persisten yang menyebabkan genital terangsang tanpa henti saat tak ada stimulasi seksual, baik sentuhan atau fantasi seksual.

Orgasme, kata dia, terjadi secara spontan bahkan rangsangan di genital terus dirasakan walau sudah orgasme berkali-kali.

"PGAD ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria yang jarang sekali terjadi," kata dia.

Penyebab orgasme tanpa rangsangan

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya PGAD. Meski demikian, secara patofisiologi, PGAD bisa terjadi saat saraf pudendal terjepit. Saraf pudendal yang terjepit ini akan memberikan sensasi rangsangan yang kuat pada alat genital dan sekitarnya sehingga orang tersebut merasakan orgasme.

"Gejala yang dirasakan itu sensasi di area klitoris, vagina, anus, rasa gatal, hingga terbakar," kata dia.

Selain itu, menurut Haekal PGAD juga bisa terjadi saat seseorang mengalami beberapa hal berikut,

- Stres
- Efek konsumsi obat
- Gangguan sistem saraf pusat
- Epilepsi
- Kista tarlov
- Sindrom tourette

Haekal juga mengatakan, saat seseorang mengalami PGAD, tentunya bisa mengganggu rutinitas sehari-hari karena sensasi terangsang di area genital yang terjadi persisten hingga orgasme tentunya membuat seseorang merasa lemas dan tidak nyaman.

"Bahkan kondisi ini bisa berlangsung berjam-jam," kata dia.

Cara mengatasi PGAD

Meski tak bisa disembuhkan secara total, tapi ada cara untuk mengurangi atau mengendalikan gejala dan sensasi rangsangan di alat genital. Hal paling penting yang harus dihindari adalah masturbasi, karena ini bisa memicu PGAD terus menerus terjadi.

Sebaliknya, jika kondisi ini dipicu karena masalah psikologis, terapi perilaku kognitif oleh psikiater atau psikolog bisa dilakukan.

"Jangan malu konsultasi ke dokter, karena PGAD bisa menyebabkan masalah psikis mulai dari cemas, merasa bersalah, serangan panik, hingga frustasi yang berujung depresi," kata dia.

(tst/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK