Umat Hindu merayakan Hari Galungan setiap enam bulan berdasarkan kalender Bali atau tiap 210 hari. Hari Galungan pada tahun ini bertepatan dengan Rabu, 10 November. Terdapat rangkaian upacara Hari Galungan hingga Hari Kuningan.
Hari Galungan adalah hari kemenangan Dharma atau kebenaran melawan Adharma atau kejahatan. Hari Galungan juga menjadi hari saat umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya.
Hari Galungan diperingati dengan serangkaian upacara hingga Hari Kuningan. Berikut rangkaian Hari Galungan, dikutip dari situs pemerintah Buleleng, Bali:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upacara sudah dimulai 25 hari sebelum Galungan dengan Tumpek Wariga. Pada hari ini, umat Hindu menyajikan bubuh atau bubur sumsum yang terdiri dari sejumlah warna.
Sugihan Jawa adalah hari penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon. Sugihan Jawa dirayakan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang.
Sugihan Bali memiliki makna penyucian diri sendiri. Tata cara pelaksanaannya adalah dengan cara mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan. Sugihan Bali dirayakan setiap hari Jumat Kliwon wuku Sungsang
Hari Penyekeban memiliki makna filosofis untuk mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama. Hari Penyekeban ini dirayakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.
Penyajan berasal dari kata Saja yang berarti benar dan serius. Hari ini dirayakan setiap Senin Pon wuku Dungulan.
Hari Penampahan digelar sehari sebelum Galungan. Umat Hindu akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan. Penjor dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasa.
Pada pagi hari umat Hindu memulai upacara untuk Galungan dengan persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan.
Pada umanis Galungan, umat Hindu akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara.
Kata Pemaridan Guru berasal dari kata Marid dan Guru. Memarid sama artinya dengan memohon dan Guru dalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Hari ini dirayakan pada Sabtu Pon wuku Galungan.
Ulihan artinya pulang atau kembali. Pada hari ini, umat Hindu percaya para leluhur kembali ke kahyangan. Hari ini dirayakan pada Minggu Wage wuku Kuningan.
Makna pemacekan agung ini adalah sebagai simbol keteguhan iman umat manusia atas segala godaan selama perayaan hari Galungan. Dirayakan pada Senin Kliwon wuku Kuningan.
Hari Kuningan dirayakan dengan cara memasang tamiang, kolem, dan endong. Hari suci ini merupakan bentuk pengharapan agar terhindar dari mara bahaya.
Hari Pegat Wakan adalah rangakaain upacara terakhir dari perayaan Galungan dan Kuningan. Pada hari ini umat Hindu bersembahyang dan mencabut penjor yang telah dibuat. Pegat Wakan jatuh pada hari Rabu Kliwon wuku Pahang sebulan setelah galungan.
Itulah rangkaian upacara Hari Galungan hingga Kuningan.
(tst/ptj)