Covid-19 memang belum tuntas, apalagi dengan kemunculan varian Omicron yang lebih menular. Virus ini juga tak hanya menyerang orang dewasa, banyak juga anak-anak yang terpapar Covid-19.
Bahkan menurut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawiro, anak-anak yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan berisiko mengalami perburukan meskipun telah sembuh dari Covid-19.
"Misalnya yang punya autoimun atau penyakit komorbid lain itu anak-anak berisiko yah, meskipun saat terpapar dia gejala ringan," kata Yogi dalam Talkshow Kemenkes melalui Instagram Live, Rabu (23/2).
Penyakit yang mereka derita berisiko memburuk setelah anak sembuh dari Covid-19. Biasanya perburukan akan terjadi empat hingga enam minggu setelah dinyatakan negatif Covid-19.
Biasanya anak akan mengalami peradangan hebat bisa terjadi di otak yang ditandai dengan kejang. Tak hanya itu masalah lain juga bisa muncul di organ tubuh lain, misalnya peradangan ada otot jantung.
"Jadi mudah lelah, ada juga yang menyerang saluran pencernaan. Kadang juga muncul masalah di kulit kaya muncul merah-merah dan gatal," kata dia.
Oleh karena itu, Yogi menyarankan agar anak yang telah memasuki usia vaksin wajib segera melakukan vaksinasi. Terutama kata dia vaksin mRNA karena terbukti bisa menurunkan kejadian hingga 91 persen.
Dalam kesempatan itu, Yogi juga menyinggung soal vaksin booster atau vaksin ketiga untuk anak-anak. Vaksin booster memang penting karena secara teori vaksin primer atau dosis satu dan dua yang telah dilakukan antibodinya akan menurun setelah tiga hingga lima bulan.
Meski demikian, saat ini booster untuk anak belum direkomendasikan karena yang diutamakan adalah vaksin primer atau dosis satu dan duanya terlebih dahulu.
"Kita tunggu dulu penelitiannya apa aman untuk anak, kalau aman akan dimulai dari remaja dulu. Untuk saat ini belum yah untuk anak," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT