Makna Rabu Abu, Permulaan Masa Prapaskah Umat Katolik
Umat Katolik seluruh dunia hari ini, Rabu (2/3) memperingati Rabu Abu. Rabu Abu menjadi awal masa Prapaskah artinya umat memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paskah.
Kenapa harus Rabu? Padahal biasanya orang memulai sesuatu di Senin, pun hari Tuhan jatuh di Minggu.
Sebagaimana dikutip dari laman Katolisitas, puasa berlangsung selama 6 hari dalam seminggu tanpa menghitung Minggu. Minggu dianggap sebagai peringatan kebangkitan Tuhan.
Oleh karenanya, puasa berlangsung selama 6 minggu plus 4 hari agar genap 40 hari. Jika dihitung mundur, awal masa puasa jatuh di Rabu.
Lihat Juga :Pekan Suci 2021 Tri Hari Suci, Rangkaian Pekan Suci Paskah |
Anda tentu familiar dengan angka '40'. Angka ini dianggap sebagai angka rohani, angka yang mewakili lamanya persiapan. Musa berpuasa 40 hari sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah, pun demikian dengan Nabi Elia.
Yesus berpuasa di padang gurun selama 40 hari 40 malam sebelum mulai tugas pewartaan.
Dalam peringatan Rabu Abu, umat akan diberi tanda abu berbentuk salib di dahi. Abu yang digunakan dalam perayaan Rabu Abu merupakan abu dari daun palma di perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya.
Abu menjadi tanda pertobatan misalnya pada pertobatan kota Niniwe. Kemudian dalam kisah penciptaan manusia dalam kitab Kejadian disebutkan manusia diciptakan dari debu tanah.
"Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej.2:7)
Saat penerimaan abu, pastor atau prodiakon akan berucap 'Bertobatlah dan percayalah pada Injil' atau 'Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu'.
Dalam renungannya, biarawan Frans Emanuel da Santo, Pr, masa Prapaskah ini adalah masa untuk berbenah diri. Tindakan terhadap sesama dan lingkungan adalah wujud nyata relasi umat dengan Tuhan.
"Masa Prapaskah ini diisi dengan puasa, pantang, matiraga; dengan doa, penerimaan sakramen serta perbuatan amal kasih melalui derma dan kesaksian hidup," tulisnya dalam laman Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI).
https://komkat-kwi.org/2019/03/05/katekese-hari-rabu-abu-pertobatan-nampak-dalam-perbuatan-nyata/
(els/agn)