A TO Z

Speech Delay: Penyebab, Deteksi Dini, dan Cara Mencegah

CNN Indonesia
Kamis, 21 Apr 2022 18:02 WIB
Speech delay adalah kondisi keterlambatan bicara dilihat dari waktu perkembangan seharusnya. Berikut penyebab, deteksi dini, dan cara mencegah speech delay.
Speech delay adalah kondisi keterlambatan bicara dilihat dari waktu perkembangan seharusnya. Berikut penyebab, deteksi dini, dan cara mencegah speech delay. (iStockphoto/ridvan_celik
Jakarta, CNN Indonesia --

Belajar berbicara menjadi salah satu fase penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perkembangan ini dimulai pada usia tiga bulan di mana anak bereaksi terhadap ekspresi orang di sekitarnya.

Namun, terdapat kasus di mana seorang anak kesulitan untuk menyampaikan apa yang diinginkannya dalam bentuk lisan walaupun sudah menginjak usia hampir dua tahun. Kondisi inilah yang disebut dengan keterlambatan bicara atau speech delay.

Berikut penyebab speech delay, cara deteksi dini speech delay, dan cara mencegah speech delay.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog yang juga Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Dewi Retno Suminar mengatakan, speech delay adalah kondisi keterlambatan bicara dilihat dari waktu perkembangan yang seharusnya.

Menurutnya, ciri-ciri speech delay dapat dilihat ketika anak pada masa perkembangannya sudah mampu berbicara tapi anak tersebut belum dapat melakukannya.

"Bisa juga bisa berbicara namun kata-katanya tidak dapat dimengerti atau sulit dipahami," paparnya dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (4/4).

Penyebab Speech Delay

Mengenai penyebab, Dewi mengatakan bahwa kondisi speech delay dapat dideteksi dari dua
aspek yakni aspek klinis dan aspek pengasuhan.

"Aspek klinis dimulai dari anak dalam
kandungan sampai awal kelahiran. Misalnya, adanya gangguan selama kehamilan, kelahiran
prematur, mengalami kejang atau berat badan lahir bayi kurang, dan lain-lain," ungkapnya.

Kondisi-kondisi klinis itu, lanjut Dewi, dapat menyebabkan anak tidak dapat tumbuh optimal dan menyerang area bicara dalam otak.

Dalam kasus tersebut, akan ada kemungkinan diikuti dengan gangguan perkembangan lainnya seperti autisme, retardasi mental, dan ADHD.

Tidak hanya itu, dia juga menegaskan bahwa pada aspek pengasuhan dapat saja terjadi
karena kurangnya stimulasi bicara selama proses pengasuhan.

Terkadang, orang tua atau pengasuh cenderung memberikan gadget atau membiarkan anak menonton televisi sendirian agar si anak tetap diam.

"Dalam kondisi ini, bahasa ekspresif anak menjadi lambat karena anak paham bahasa tapi tidak mampu mengekspresikan bahasa melalui berbicara," kata Dewi.

Deteksi Dini Speech Delay

Dewi kemudian menjelaskan bahwa kondisi speech delay pada anak dapat dideteksi sejak dini.

Menurutnya, ketika bayi lahir prematur dan berat badan bayi kurang, maka orang tua harus ekstra dalam memberikan stimulasi awal bagi anak.

"Demikian juga ketika dalam proses perkembangannya anak tidak menunjukan reaksi dengan ekspresi orang tua saat mengajaknya berbicara di usia 3 bulan," ujar Dewi.

Dewi pun menyarankan agar deteksi dini sebaiknya memang dilakukan oleh orang tua.

Pasalnya, merekalah yang tahu betul keseharian anak-anaknya. Kemudian, ketika mengetahui adanya perkembangan
yang tidak seharusnya, orang tua dapat mengkonsulkan hal ke psikolog atau dokter.

Cara Mencegah Speech Delay pada Anak

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan cara mencegah speech delay. Ia mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak terhindar dari kondisi speech delay.

Salah satunya adalah dengan menjaga kondisi kandungan selama fase kehamilan agar jangan sampai sang ibu stres selama mengandung serta memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi.

"Berikan simulasi selama tumbuh kembang anak khususnya pada fase awal. Ajak anak berbicara walau belum merespon bicara. Ingat mengajari anak mengenai bagaimana mengeluarkan suara akan membantu anak untuk menirukan suara," ujar Dewi.

(agn)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER