Anak pasangan Rizky Billar dan Lesty Kejora mendapatkan nyinyiran dan ucapan jahat dari netizen. Bayi yang berusia sekitar 3,5 bulan itu mendapat komentar jahat dari netizen yang menghina fisik hingga menyamakannya dengan binatang.
Tak hanya anak Rizky Billar dan Lesti saja yang menjadi sasaran komentar jahat orang di dunia maya. Beberapa anak selebriti lainnya juga pernah mendapat ucapan nyinyir di media sosial.
Sejak beberapa waktu belakangan, netizen makin menggila dengan berbagai ucapan yang menghina fisik karena tak suka dengan orang lain. Namun bukan cuma nyinyir pada orang yang tak disukai, tapi seringkali merembet pada pasangan, keluarga, bahkan sampai anak-anak yang tak paham masalah orang tuanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para selebritas menjadi salah satu sasaran komentar negatif netizen. Mereka dihujat karena penampilan, tindakan, atau kehidupan pribadi mereka.
"Selebritas itu kan memang figur publik, artinya dia figur yang secara bebas bisa dilihat, dinilai, dipretelin-lah ibaratnya dengan orang-orang yang ada di seluruh dunia yang kenal dia," kata Psikolog Ratih Zulhaqqi kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/4).
Ratih menilai komentar netizen yang kerap diterima seleberitas merupakan konsekuensi dari penggunaan media sosial. Setiap penggunaan media sosial memang tak bisa lepas dari komentar netizen, namun selebritas menjadi yang paling mudah menjadi sasaran karena kehidupannya yang lebih mudah terekspos.
"Jadi kalau netizen mudah menyerang selebritas ya karena selebritas ibaratnya kehidupannya sangat dikuliti. Semua bagian, setiap inchi dalam hidup selebriti itu kan memang sesuatu yang kayaknya menjadi makanan empuk para netizen yang haus akan berita," ujar Ratih.
Apa yang bikin netizen jadi sangat 'enteng' berkomentar jahat di media sosial?
Ratih mengatakan ada sejumlah hal yang menyebabkan warganet cenderung mudah memberikan komentar terhadap orang lain.
Pertama, ia menilai netizen sering mengalami impulsif dalam berpikir. Mereka cenderung tak memikirkan dengan matang komentar yang mereka tulis di media sosial.
"Bisa dibilang netizen menulis sesuatu itu memang tidak melalui proses berpikir. Jadi kayak muntah saja, keluarnya spontan. Jadi impulsivitas berpikirnya tinggi," ujar Ratih.
Ratih menjelaskan bahwa seseorang berpikir impulsif karena dalam tidak melalui proses menganalisa dan pencarian fakta. Mereka cenderung langsung menyimpulkan segala sesuatu yang ada di depan mata sesuai dengan pendapat mereka.
Alasan kedua, karena media sosial membuat semua orang seolah tak memiliki batasan satu sama lain. Informasi mengenai kehidupan orang lain dengan mudah didapat hanya dengan membuka media sosial.
Hal itu membuat netizen merasa memiliki hubungan dekat dengan orang yang diikuti (follow) di media sosial, walaupun belum pernah bertemu sekalipun. Netizen kerap tak membuat batasan dengan orang mereka diikuti media sosial sehingga mereka menjadi semena-mena melakukan segala sesuatu tanpa memikirkan efek yang ditimbulkan.
Kurang cinta
Ratih menjelaskan alasan lainnya yang membuat netizen melontarkan komentar jahat karena kurangnya cinta yang diterima dari orang di sekitarnya. Sehingga, membuat mereka cenderung memusuhi lingkungan termasuk ketika berada dalam dunia maya.
"Yang paling kentara adalah biasanya orang yang sering memberikan komentar jahat, di balik itu sebenarnya diri orang itu tidak penuh dengan cinta," katanya.
(fby/chs)