Menjelang laga melawan Anissa Meksen di Singapore Indoor Stadium, Jumat (22/4), Marie Ruumet terus mempersiapkan diri di sasana baru yang penuh atlet elite. Atlet muda berbakat ini percaya bisa mengalahkan lawan dalam ajang ONE 156 pada Jumat (22/4).
Dalam laga Muay Thai yang berlangsung di Singapore Indoor Stadium tersebut, petarung asal Estonia ini akan menjalani laga terberat dalam kariernya. Hal ini tak lepas dari status Anissa Meksen yang banyak dianggap sebagai kickboxer wanita terhebat sepanjang masa.
Di kancah Muay Thai dan kickboxing profesional, Ruumet telah memiliki rekor 31-9. Sementara sang lawan memiliki raihan 101-5 dengan tujuh gelar juara dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruumet menjalani debutnya di panggung global ONE Championship kontra atlet Jepang Ayaka Miyauchi pada Agustus 2020 lalu. Kala itu, ia berhasil meraih kemenangan dominan setelah berlaga selama tiga ronde.
Atlet berjuluk "Snow Leopard" itu juga berjanji akan menunjukkan teknik seni delapan tungkai elite demi member kejutan pada dunia.
"Orang Eropa lebih terbiasa melihat kickboxing ketimbang Muay Thai. Jadi saya pikir mereka lebih meremehkan Muay Thai yang lebih tenang," ujar Ruumet dalam wawancara jelang laga.
Sebagai bagian dari persiapan, Ruumet juga telah melihat gaya permainan Meksen dan mencari strategi yang sesuai.
"Ia [Anissa Meksen] memiliki footwork yang sempurna. Ia begitu cepat dan lihai maju mundur, serta memiliki kombinasi pukulan yang bagus dan keras. Ia juga suka menyerang bagian kaki lawannya," sambungnya.
Ruumet kini terus mengasah diri di rumah barunya - sasana Marrok Force. Ia pun berlatih dengan beberapa atlet elite seperti Supergirl dan Wondergirl Jaroonsak, serta Denice Zamboanga.
Dengan begitu, Ruumet merasa memiliki tim yang lebih besar dan teman latihan wanita yang lebih banyak untuk sesi clinching dan sparring.
"[Marrok] memberi dukungan yang sempurna. Di sini timnya sangat suportif. Pemilik sasana juga senang membantu," sambung Ruumet.
Di satu sisi, Ruumet juga tak akan melupakan rumah terdahulunya di Chiang Mai. Pasalnya, dari sanalah ia memulai membesarkan nama serta mendapat julukan yang ia pakai hingga kini.
"Ketika saya pertama kali berlaga di ONE, saya dan tim lama di Chiang Mai saling bertukar pikiran untuk mencari julukan. Kami berpikir sebuah nama panggilan bertema kucing, karena saya sangat menyukai kucing," kenangnya.
Alhasil, Ruumet pun mendapatkan julukan Snow Leopard. "Semua orang menyukai nama itu, dan terus menempel hingga saat ini," ujarnya.
(aor)