Deteksi Dini Hepatitis Akut dan Kapan Orang Tua Perlu Bawa Anak ke RS

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mei 2022 17:10 WIB
Ilustrasi hepatitis. (iStockphoto/jarun011).
Jakarta, CNN Indonesia --

Belakangan muncul kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 1-16 tahun. Dilaporkan di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kejadian anak mengalami hepatitis akut berat sampai menimbulkan kematian.

Penyakit hepatitis akut misterius ini memang lebih rentan menyerang kelompok anak. Karena itu orang tua perlu tahu dugaan penularan hepatitis akut pada anak.

Penyakit ini pertama kali ditemukan di sejumlah negara di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, hingga saat ini Kementerian Kesehatan sejauh ini telah mendeteksi 15 kasus hepatitis akut ini.

Merespons kasus tersebut, Kemenkes melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mengeluarkan surat edaran nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022 lalu.

Atas dasar itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun mengimbau seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat, terutama para orangtua dan anak, agar tetap melakukan protokol kesehatan ketat. Masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dini untuk mencegah anak-anak tertular hepatitis akut ini.

Dokter Spesialis Anak, Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Mayapada Hospital Kuningan, Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (k) mengatakan, penyakit hepatitis akut misterius ini berbeda dengan Hepatitis A, B, C, D, E, F, G, maupun H yang umumnya terdeteksi selama ini.

"Kalau hepatitis akut ini agak berbeda. Hepatitis akut misterius ini ini lain dengan hepatitis yang kita kenal selama ini ada A, B, C, D, E, F, G, H," kata dr. Eva dalam wawancara virtual bersama CNN Indonesia, Selasa (10/5).

Dia menjelaskan, hepatitis akut misterius ini dilaporkan di sejumlah negara dimana pasien anak tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Hepatitis misterius ini awalnya pertama kali muncul di Alabama, Amerika Serikat pada sekitar Oktober-November 2021.

"Saat itu, satu rumah sakit menerima lima orang anak dengan hepatitis yang berat. Itu diduga awalnya adeno virus. Tapi tidak terkonfirmasi, apakah itu terjadi bersamaan atau adeno virus itu menjadi penyebabnya," ujar dr. Eva.

Kemudian pada 5 April, dilaporkan sekitar 17-18 anak di Inggris mengalami hepatitis akut misterius ini. Selanjutnya terdeteksi di Irlandia, Spanyol, hingga Singapura dan Indonesia.

"Di Indonesia kita mendapat laporan dari RSCM ada tiga anak hepatitis akut ini, tapi dikirimnya sudah dalam keadaan berat (keadaan koma) setelah dirawat di ICU kemudian meninggal," tuturnya.

Pencegahan dan Tingkatkan Kewaspadaan

Lebih lanjut dr. Eva meminta masyarakat, khususnya orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan. Orang tua juga perlu melakukan deteksi dini sebagai tindakan pencegahan.

Sebab sejauh ini, dugaan kuat penyebaran virus hepatitis akut yang masih misterius ini melalui fekal oral, yakni transimisi atau penularan ketika partikel tinja seseorang berpindah ke mulut orang lain.

Salah satu penyebab penularan melalui fekal oral buruknya sanitasi. Misalnya BAB di sembarang tempat yang tidak memiliki sanitasi memadai, maka potensi penularan melalui fekal oral sangat besar.

Karena itu, dr. Eva meminta para orang tua perlu menjaga kebersihan tangan anak-anak, terutama ketika berada di luar rumah.

"Penularannya lewat mulut dan tinja. Jadi memang kita harus menjaga sekali, BAB itu tidak boleh di sembarangan tempat. Kita juga harus membersihknya harus sangat bersih karena dia bisa menular dari tangan ketika memegang makanan dan masuk mulut," ujarnya.

Pengetahuan orang tua terhadap gejala awal hepatitis akut misterius ini juga perlu ditingkatkan. Gejala awal penyakit ini dimulai dari gejala seperti mual yang sangat hebat, muntah-muntah yang kadang disertai sakit perut dan diare.

Gejala lain lanjutannya, anak menjadi sangat lemas yang dalam beberapa hari kemudian muncul kuning di tubuhnya. "Kuning itu bisa dideteksi dengan mudah dari bawah kelopak mata," ujarnya.

"Lalu buang air kecil sewarna air teh, kemudian BAB seperti dempul. Itu dari awal perlu kita deteksi lebih dahulu," tambah dr. Eva.

dr. Eva menambahkan, jika menemukan gejala-gejala awal seperti itu, maka orang tua perlu secepat mungkin membawa anak ke rumah sakit. Tujuannya untuk mengecek lebih jauh apakah benar mengalami hepatitis akut atau tidak.

"Kalau nanti orang tua atau masyarakat menghadapi anak yang mengalami gejala tadi segera bawa ke dotker. Kita cek darahnya. Kita lihat fungsi hatinya bagaimana, kalau ternyata SGOTSPT-nya tinggi, di atas 500 kita laporkan sebagai hepatitis akut yang berat," ujar dr. Eva.

dr. Eva menerangkan, Mayapada Hospital memiliki fasilitas penunjang untuk menampung pasien anak yang diduga terjangkit hepatitis akut ini. Mulai dari ruangan isolasi sampai laboratorium.

"Jadi ketika pasien datang kita buktikan dulu benar tidak kena hepatitis akut berat itu tadi. Kalau memang betul harus diisolasi karena ini sangat menular. Jadi ditempatkan tersendiri tidak bersama dengan pasien-pasien lain," ujar dr. Eva.

"Di kita ruangannya ada, laboratorium ada, cuma kalau ada beberapa kasus misalnya ada adeno virus perlu dikirim, keluar," pungkas dr. Eva.

Adapun Mayapada Hospital juga menyediakan fasilitas Tanya Dokter bagi siapapun yang ingin bertanya seputar masalah kesehatan. Dokter-dokter Mayapada Hospital akan memberi jawaban dari setiap pertanyaan terpilih dan ditayangkan di halaman Tanya Dokter.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK