Renungan Harian Katolik: Perkawinan Murni, Kudus, dan Tak Terceraikan

CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2022 04:31 WIB
Kesucian perkawinan dalam renungan harian Katolik hari ini mengarah pada perkawinan tanpa noda zinah.
Kesucian perkawinan dalam renungan harian Katolik hari ini mengarah pada perkawinan tanpa noda zinah.(morgueFile/Hondo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hari ini, hari biasa pekan ke 10, Tuhan mengingatkan kita akan kesucian perkawinan Katolik.

Kesucian perkawinan dalam renungan harian Katolik hari ini mengarah pada perkawinan tanpa noda zinah.

Silakan menyimak bacaan pertama dari 1 Raja-raja tentang betapa besar kemuliaan Tuhan dalam menyelamatkan Elia. Kemudian Injil dari Matius yang mengisahkan khotbah Yesus perihal zinah dan perkawinan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan I

1 Raja-raja 19: 9a.11-16

Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan." Lalu Tuhan lewat.

Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa.

Namun dalam gempa pun Tuhan tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua.

Maka terdengarlah suara yang berbunyi, "Apakah kerjamu di sini, Elia?" Jawabnya, "Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang.

Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik.

Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kau urapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin safat dari Abel-Mehola, harus kuurapi menjadi nabi menggantikan engkau."

Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.

Injil

Matius 5: 27-32

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka.

Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya,' Tetapi aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, ia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah."

Demikianlah sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

Ilustrasi alkitab dan kalung rosarioFoto: Pixabay/jclk8888
Ilustrasi alkitab dan kalung rosario

Renungan harian Katolik hari ini

Saat penerimaan sakramen perkawinan, ada potongan kalimat yang pasti tidak asing. Dalam peneguhan perkawinan, pastor akan berucap 'Yang dipersatukan Allah' lalu dijawab umat dengan 'janganlah diceraikan manusia.'

Ini diambil dari Injil Matius 19:6 yang berbunyi "Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu, apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyebut salah satu hal yang mampu membuat suatu perkawinan bubar yakni zinah. Bahkan zinah yang dimaksud Yesus tidak hanya perbuatan zinanya tetapi juga pikiran menginginkan orang lain.

Di sini terlihat bahwa Yesus tidak menginginkan satu hal pun menodai kesucian perkawinan termasuk zinah.

Barangkali sebagian kita berpikir 'Ah cuma kepikiran ini' atau 'Kan stalking doang, masa ini zinah, selingkuh?'. Jika 'kotoran' semacam ini dibiarkan, bayangkan mereka akan menumpuk dan tumbuh jadi sesuatu yang bisa menghancurkan harmoni pernikahan.

Hanya saja, kan pikiran-pikiran itu pasti datang?

Pikiran pasti datang, pun otak manusia memang didesain untuk berpikir dan menganalisis. Namun kita tidak boleh lupa bahwa Tuhan menganugerahkan kita akal budi.

Pikiran-pikiran seperti ini bisa ditangkis dengan mudah jika kita memohon bimbingan-Nya, kembali menguatkan tali perkawinan dan kesadaran bahwa itu hanya pikiran, bukan sesuatu yang nyata.

Kuasa Tuhan lebih besar dari kuasa pikiran manusia. Lihat saja kisah Nabi Elia. Ia merasa sudah berjuang sendiri sementara para nabi lain sudah punah dan orang Israel berpaling dari Tuhan.

Di tengah kekhawatiran akan keselamatan dirinya, Elia berserah pada Tuhan.

Jangan sampai pikiran mengendalikan kita, tetapi kita yang musti mengendalikan pikiran. Saat pikiran mampu dikendalikan, niscaya dengan pertolongan Tuhan, perbuatan-perbuatan yang kita lakukan bisa selaras dengan kehendak-Nya.

(els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER