Kim Jones dan Romantisme Busana Pria di Dior Men

Alam, kesenian, dan couture. Semuanya memiliki sisi keindahan dan kompleksitasnya masing-masing. Ketika digabungkan, ketiganya menjadi sebuah koleksi busana yang menawan.

Hal inilah yang setidaknya terasa dalam show koleksi busana pria Dior teranyar pada Jumat (24/6) lalu.

Kim Jones bersama dengan timnya, yang merupakan salah satu atelier terbaik di Paris, melahirkan koleksi busana pria yang tak hanya kontemporer, tapi juga memancarkan romantisme yang dewasa.

Alam yang menawarkan inspirasi universal tiada henti terefleksi melalui latar runway yang menyerupai taman milik Christian Dior di Granville dan obsesinya akan florikultur.

Dunia seni yang pelik menjadi leitmotif penuh warna. Lalu, ada pula teknik-teknik couture yang lahir dari kreativitas dan inovasi kolektif.

Motif cannage yang kini menjadi 'milik' Dior diaplikasikan pada sebuah mantel hitam. Konstruksi bar jacket Christian Dior dari tahun 1947 yang terkenal diterjemahkan menjadi sebuah setelan jas berwarna abu-abu berbahan sutera organza semi transparan yang ringan dan terlihat sleek.

Ada juga celana pendek dua lapis, gabungan antara short chino dengan compression, ransel, jaket camo zip, setelan warna pastel, topi berkebun Pergola yang dibuat dari cetakan 3D, hingga sepatu bot sepanjang mata kaki.

Lalu ada sweater yang terinspirasi langsung dari karya seni ciptaan Duncan Grant, salah satu anggota dari Bloomsburry Group di Sussex dan Charleston.

"Granville dan Sussex memiliki iklim yang sama. Cuaca, cahaya, dan taman yang menghubungkan satu lokasi dengan yang lainnya. Bagi Christian Dior dan Duncan Grant, rumah mereka, taman mereka, dan lingkungan pribadi mereka sangat penting bagi kreativitas mereka", jelas Kim Jones melalui shownote yang diterima CNNIndonesia.com.

Dengan koleksi Dior Men yang matang dan sangat variatif dari musim ke musim, tak heran jika Kim Jones dianggap sebagai salah satu desainer paling produktif dan berpengaruh saat ini.